Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.
Berikan "Kail", Jangan "Ikan"
Bersedekah atau beramal semestinya adalah tindakan yang mulia, selain panggilan hati juga meraih pahala. Asalkan tidak berakibat mengganggu kepentingan orang lain.
Sebagai contoh, banyak pengemis yang minta-minta diperempatan jalan yang ada lampu pengatur lalu lintas (traffic light). Di satu sisi pemilik kendaraan bersedekah, tapi disisi lain dapat mengganggu kelancaran lalu lintas. Belum lagi dapat membahayakan para peminta-peminta karena saat lampu beralih dari merah ke hijau, bila kurang hati-hati dapat tertabrak kendaraan yang melaju kencang.
Hal yang lebih penting lagi, pengendara kendaraan yang memberi sedekah kepada pengemis di jalanan justru melanggar Peraturan Daerah Nomor 8 tahun 2008 tentang Ketertiban Umum. Bahkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa haram bagi aktivitas yang mengganggu ketertiban pengguna jalan. Baik berupa aktivitas mengemis, mengasong, membersihkan kaca mobil maupun sekedar memberi uang kepada pengatur jalan amatir.
Jadi, baik yang memberi maupun yang meminta, keduanya tidak diperbolehkan. Selain mengganggu lalu lintas juga dapat menimbulkan kerawanan sosial, bila kelompok pengemis ini datang ke kota dalam jumlah banyak.
Cara Bersedekah Yang Benar
Bila Anda ingin bersedekah sebaiknya jangan dengan cara memberikan uang kepada pengemis di jalan, karena dapat mengganggu lalu lintas, mengganggu ketertiban umum dan melanggar fatwa MUI.
Anda dapat menyalurkan sedekah melalui Badan Amil Zakat Infaq dan Sedekah (BAZIS) yang akan menyalurkan kepada kaum miskin dhuafa yang benar-benar membutuhkan. Melalui penyaluran sedekah yang benar dan tepat sasaran, dapat dipastikan Anda akan menerima pahala. Selain itu juga dapat disalurkan ke masjid di dekat rumah yang sudah memiliki data orang miskin di lingkungannya.
Selain menyalurkan sedekah, akan lebih baik lagi bila Anda dapat membentuk komunitas untuk memberikan pelatihan keterampilan kepada para gelandangan agar tidak malas dan hanya mampu mengemis. Dengan bekal keahlian, mereka akan sanggup bekerja sendiri, misal membuka bengkel motor, tukang jahit, membuka warung kecil, pelayan di cafe dan lain-lain.
Dengan memberikan "kail", Anda tidak sekedar mendapatkan pahala, namun mendapatkan kepuasan tambahan karena dapat mengentaskan kaum miskin dan dapat naik kelas ke kuadran pekerja atau wirausaha UMKM.
Memberikan uang kepada pengemis di jalan seakan memberikan "ikan", setelah "ikan" habis, mereka akan minta lagi. Sebaliknya, dengan memberi "kail", bila ikan habis, mereka dapat mencari "ikan" sendiri.