Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Purna tugas

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

"Sound of Borobudur", Upaya Menghidupkan Pusat Musik Dunia

11 Mei 2021   04:14 Diperbarui: 11 Mei 2021   04:12 1559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Sound of Borobudur", Upaya Menghidupkan Pusat Musik Dunia
Sound of Borobudur (sumber: kendalku.com)

Kawasan Borobudur, Magelang, dari kejauhan selain gunung Merapi yang menjulang tinggi, juga tampak tumpukan batu hitam raksasa berbentuk stupa yang dingin. 

Tumpukan batu ini dikenal dengan nama Candi Borobudur. Dan dikenal di seluruh dunia sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia yang berada di Indonesia.  Selain itu Candi Borobudur juga dikenal sebagai candi Budha terbesar di dunia. Wonderful Indonesia!

Tahukah Anda bahwa pada Candi Borobudur terdapat 200 relief alat musik yang terdapat pada 40 panel dan melukiskan 60 jenis alat musik baik petik, tiup, pukul dan membran. 

Pada relief candi Borobudur yang disebut relief Karmawibhangga, Lalitavistara, Wadariajtaka dan Gandawiyuha terdapat ukiran alat-alat musik, seperti suling, simbal, flute, ghanta, cangka (terompet dari siput), saran dan gendang. Kalaupun tidak pernah diadakan konser atau pertunjukan musik, pastilah alat-alat musik itu pernah dimainkan untuk mengiringi upacara ritual keagamaan pada eranya.

Melihat banyaknya ukiran alat musik pada relief Candi Borobudur yang dibangun pada abad ke 8 atau sekitar tahun 750 oleh Samaratungga dari dinasti Syailendra mengindikasikan bahwa kawasan Candi Borudur pada saat itu diduga pernah menjadi pusat seni dunia.

Mengacu pada banyaknya ragam alat musik kuno yang terdapat pada panel relief Karmawibhangga tergambar beberapa orang memainkan alat musik yang khas. Alat musik berdawai dan dipetik dengan jari. 

Juga ada alat musik tiup. Maka, tiga musisi kondang nasional yaitu Purwatjaraka, Trie Utami dan Dewa Budjana menggagas proyek "gila" untuk mereplikasi semua alat musik yang terukir pada relief candi untuk dimainkan kembali.

Relief candi (sumber:  takaitu.com )
Relief candi (sumber:  takaitu.com )

Setelah melalui riset panjang, alat musik yang ada pada relief candi itu berhasil dibuat, berbunyi dan bisa disajikan dalam sebuah orkestra. 

Tentunya alat musik kuno ini akan dibuatkan komposisi musik sesuai era saat ini. Bunyi interpretasi suara saat ini mungkin berbeda dengan suara pada abad ke 8, karena peradaban budaya masa lalu tak mungkin diulang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun