Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Purna tugas

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Apakah Perlu Puasa Media Sosial?

30 Maret 2024   10:00 Diperbarui: 30 Maret 2024   10:10 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apakah Perlu Puasa Media Sosial?
Ilustrasi (sumber gambar: freepik)


Zaman now, semua orang, apalagi generasi Z harus senang her media sosial. Kalau tidak mau disebut manusia kuper (kurang perhgaulan).

Bahkan untuk menjadi Kompasianer pun diwajibkan mengisi akun media sosial yang dimiliki, misal akun You Tube, Facebook, Instagram dan X. Konon kabarnya, atas permintaan divisi pemasaran, karena mereka sering ditanya klien, Kompasianer itu pengikut (follower) nya berapa banyak. Mungkin sebentar lagi akan ditanya akun Tik Tok.

Meski kita bukan generasi Z, kita juga wajib memiliki akun media sosial. Bahkan harus sanggup menyisipkan video dalam format You Tube atau Instagram / Reel ke dalam konten tulisan.

Apakah pada saat bulan Ramadan kita perlu puasa media sosial?

Jawabnya, tentu tidak.

Meski kita tahu dampak media sosial tidak selalu positif, maka pada saat bulan Ramadan, kita harus pandai-pandai menyaring konten media sosial yang kita buka atau baca atau lihat. Misal, bila ada konten tentang makanan minuman pada waktu berpuasa, sebaiknya dilompati(skip) saja, dan baru dilihat saat sudah berbuka.

Bila ada konten tentang fitnah, dan aktivitas yang mengganggu keimanan juga harus dihapus.

Konten media sosial yang berkonotasi flexing, juga sebaiknya dihindari.

Hal ini tentunya supaya kekhusukkan kita saat berpuasa tidak terganggu.

Selama bulan Ramadan kita juga hendaknya lebih jeli dalam memilah konten yang perlu diteruskan. Pilahlah yang berguna dan meningkatkan spiritualitas, seperti kultum atau ceramah yang bermanfaat. Semua ujaran kebencian harus diredam. Kita jangan meneruskan (forward / share) konten tanpa berpikir positif negatifnya terlebih dulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun