Satrio Wahono
Satrio Wahono Penulis

Penggemar komik lokal maupun asing dari berbagai genre yang kebetulan pernah mengenyam pendidikan di program magister filsafat

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Puasa Ramadan, Momen Penghematan dan Investasi Kecil-Kecilan

3 Maret 2025   13:04 Diperbarui: 6 Maret 2025   13:27 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puasa Ramadan, Momen Penghematan dan Investasi Kecil-Kecilan
Ilustrasi investasi lewat aplikasi. (Sumber: Pexels/ Anna Nekrashevich)

Jika dijalankan dengan baik, puasa Ramadan sebenarnya merupakan momen bagi setiap pribadi maupun keluarga untuk melakukan penghematan

Pasalnya, pola makan kita mestinya berubah saat Ramadan. Minimal kita bisa menghemat anggaran untuk makan siang. Anggaran makan pagi pun harusnya tidak sebesar sarapan di hari-hari biasa, misalnya cukup dengan beberapa butir kurma dan air minum. 

Kalau berbuka, anggaran makan malam mungkin sama saja karena kita butuh makan cukup untuk bisa beraktivitas bugar keesokan harinya.

Jika dihitung-hitung, seorang lajang barangkali bisa menghemat Rp 15.000 untuk sarapan (katakanlah setara harga bubur ayam standar) dan Rp 20.000 kala makan siang. Artinya, seseorang bisa menghemat Rp 35.000 per hari atau Rp 1.050.000 selama 30 hari penuh berpuasa. 

Kita tidak perlu menghitung Tunjangan Hari Raya (THR) sebagai pendapatan tambahan. Sebab, berdasarkan karya-karya sejumlah perencana keuangan ternama seperti Safir Senduk, Mike Rini, dan Ligwina Hananto, peruntukan THR memang buat pengeluaran tambahan terkait Ramadan dan Idul Fitri, seperti membayar THR iuran lingkungan (satpam dan kebersihan), THR asisten rumah tangga (ART), biaya mudik, dan lain sebagainya. 

Jadi, THR memang untuk dihabiskan, bukan buat disimpan. Adapun kalau memang ada kelebihan setelah pengeluaran, syukur Alhamdulillah.

Investasi kecil-kecilan

Sebagai ilustrasi, taruhlah seorang lajang benar bisa menghemat Rp 1.050.000 atau kita bulatkan sedikit ke bawah Rp 1 juta rupiah per bulan, maka dana sebesar itu cukup untuk memulai investasi kecil-kecilan dengan imbal hasil yang baik. 

Basis teoretisnya adalah metode investasi umum nan sederhana bernama dollar cost averaging (DCA). Inilah metode investasi saham yang berkeyakinan daripada kita pusing-pusing menentukan kapan menginvestasikan uang ke satu saham tertentu demi meraih keuntungan maksimal.

Lebih baik bagi kita untuk menginvestasikan uang setiap bulan secara rutin ke satu instrumen investasi tanpa menimbang-nimbang momen tertentu. 

Bahasa gampangnya, menabunglah ke instrumen investasi secara rutin. Secara umum, hasil menabung secara rutin bisa mengalahkan penempatan sekaligus dana berjumlah sama.

Pertanyaannya, instrumen investasi apa yang bisa kita dapatkan dengan uang Rp 1 juta? Jawabannya banyak dan berikut tiga di antaranya.

1. Emas

Dengan mulai munculnya bank emas seperti Pegadaian, kita bisa menabungkan uang Rp 1 juta itu secara rutin dengan memecahnya per bulan. Uang Rp 1 juta jika dibagi 12 bulan adalah sekitar Rp 85.000. 

Jadi, kita bisa menabungkan uang Rp 85 ribu per bulan ke tabungan emas di bank emas. Di Pegadaian, sebagai contoh, kita dapat rutin menabung di produk tabungan emas. 

Atau, kita bisa mengikatkan diri pada produk cicilan emas batangan mulai dari 0,5 gram dengan durasi 12 bulan. Perlu diingat bahwa emas adalah instrumen investasi yang selalu bisa melawan tingkat inflasi, bahkan melampauinya. 

2. Reksadana

Sudah mulai banyak aplikasi dan e-commerce yang membolehkan investasi reksadana mulai dari Rp 10 ribu rupiah. Maka itu, investasikan uang Rp 85.000 yang kita punya untuk berinvestasi setiap bulan ke satu reksadana tertentu, entah itu reksadana pendapatan tetap, pasar uang, campuran, atau saham. 

Kita juga bisa memecah uang Rp 85 ribu itu ke beberapa reksadana asalkan secara rutin per bulan. Di sinilah, metode dollar cost averaging bekerja paling optimal.

3. Obligasi pemerintah atau obligasi syariah (sukuk)

Apabila kita malas menaruh uang setiap bulan dan ingin menginvestasikan langsung Rp 1 juta hasil penghematan pengeluaran puasa Ramadan itu, kita bisa menaruhnya langsung ke instrumen obligasi aman seperti obligasi pemerintah ala ORI atau obligasi syariah (sukuk). 

Sebab, pemerintah biasanya mensyaratkan pembelian minimal obligasi senilai Rp 1 juta saja. Dengan begitu, kita bisa langsung menikmati imbal hasil berupa kupon (coupon) sambil nanti menunggu pengembalian pokoknya ketika tenor obligasi berakhir.

Jadi, mari kita bertekad melakukan penghematan tahunan di bulan Ramadan supaya hasil penghematan tersebut bisa kita mulai tempatkan untuk investasi kecil-kecilan demi membangun ketahanan finansial pribadi maupun keluarga yang lebih tangguh di masa depan.

Ramadan Bercerita 2025 hari 1: Puasa Ramadan Sebagai Momen Penghematan dan Investasi Kecil-kecilan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Content Competition Selengkapnya

07 Mar 2025
SEDANG BERLANGSUNG
Ramadan & Self-Growth
blog competition  ramadan bercerita 2025  ramadan bercerita 2025 hari 5 
08 Mar 2025
Ngabuburit Berfaedah
blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 6
09 Mar 2025

MYSTERY CHALLENGE

Mystery Challenge 1
blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 7
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

Cara Seru Nunggu Bedug di Ketemu Ramadan

Ketemu di Ramadan hadir kembali. Selain sebagai ajang buka puasa bersama Kompasianer, ada hal seru yang berbeda dari tahun sebelumnya. Penasaran? Tunggu informasi selengkapnya!

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun