Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Dosen

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Puasa Menyadarkan Nikmat yang Sering Terlupakan

11 Maret 2024   10:10 Diperbarui: 11 Maret 2024   10:22 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puasa Menyadarkan Nikmat yang Sering Terlupakan
Ilustrasi meraih kebahagiaan melalui praktik syukur. (Freepik.com)

Membuka Pintu Kebahagiaan Melalui Rasa Syukur

Dalam perjalanan spiritual yang dijalani selama bulan puasa, kita diajak untuk merefleksikan dan mengevaluasi kembali apa arti kebahagiaan yang sesungguhnya. 

Salah satu kunci utama yang diajarkan Islam dalam mencapai kebahagiaan ini adalah melalui praktik syukur. 

Ini sesuai dengan ayat 7 dari surat Ibrahim yang berbunyi: "(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.'" memberikan wawasan mendalam tentang hubungan antara rasa syukur dan peningkatan nikmat dalam hidup kita.

Puasa dalam hal ini menjadi sarana penguatan yang mengajarkan kita tidak hanya mengendalikan hawa nafsu, namun juga mengembangkan kesadaran spiritual yang mendalam. 

Melalui pengalaman menahan diri dari makan, minum dan nafsu lainnya, kita diajak untuk introspeksi dan mengapresiasi nikmat yang sering kita anggap remeh dalam kehidupan sehari-hari.

Menyadari nikmat-nikmat ini dan bersyukur atas nikmat-nikmat tersebut tidak hanya akan mendatangkan ketenangan batin, namun juga, sebagaimana dijamin dalam ayat tersebut, akan memberikan akses untuk menerima nikmat-nikmat yang lebih besar lagi dari Allah SWT. 

Oleh karena itu, puasa mendidik kita bahwa kebahagiaan sejati tidak ditemukan pada kemewahan materi atau pencapaian duniawi, melainkan pada hati yang mensyukuri dan jiwa yang merasakan kepuasan terhadap apa yang telah Tuhan anugerahkan. 

Ini adalah pelajaran tentang bagaimana kebahagiaan abadi dapat dicapai melalui pengakuan dan apresiasi atas segala nikmat, baik besar maupun kecil.

Menyadari dan Mensyukuri Nikmat yang Tersembunyi

Dalam kesederhanaan dan keterbatasan yang ditimbulkan oleh puasa, terdapat hikmah mendalam tentang kebahagiaan dan rasa syukur. 

Kenikmatan sejati seringkali tersembunyi di balik rutinitas sehari-hari yang tidak kita sadari karena kesibukan dan keinginan duniawi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun