Syahrial
Syahrial Guru

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Introspeksi Diri: Renungan Sawang Sinawang untuk Hidup Lebih Bermakna di Bulan Ramadan

15 Maret 2024   00:01 Diperbarui: 15 Maret 2024   00:09 1958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Introspeksi Diri: Renungan Sawang Sinawang untuk Hidup Lebih Bermakna di Bulan Ramadan
Dokumen tempo.co.id 

Di bulan Ramadan ini, kita juga diingatkan untuk lebih bersyukur atas apa yang kita miliki saat ini, seperti yang diajarkan oleh falsafah sawang sinawang. Rasa syukur adalah salah satu kunci menuju kebahagiaan yang sejati, karena ia membantu kita untuk menghargai setiap anugerah yang diberikan oleh Allah, betapapun kecilnya. Ketika kita bersyukur, kita akan lebih mampu menikmati hidup dan merasakan kepuasan yang sebenarnya, alih-alih terus-menerus merasa kurang dan iri dengan kehidupan orang lain.

Dalam konteks masyarakat modern yang serba kompleks, ajaran sawang sinawang menawarkan perspektif yang sangat berharga, terutama di bulan Ramadan ini. Di tengah kebisingan dan godaan untuk terus membanding-bandingkan diri dengan orang lain, falsafah ini mengingatkan kita untuk tetap rendah hati, bersyukur, dan fokus pada pengembangan diri sendiri. 

Dengan memaknai kembali ajaran luhur ini, kita akan mampu menavigasi kehidupan modern dengan lebih bijak, mencapai kebahagiaan yang sejati, dan menginspirasi orang-orang di sekitar kita untuk melakukan hal yang sama.

Pada akhirnya, sawang sinawang tidak hanya sekadar pepatah lama, melainkan sebuah prinsip hidup yang sangat relevan dan berharga di era modern ini, termasuk di bulan suci Ramadan. Dengan mengembangkan kemampuan untuk melihat diri sendiri secara jujur dan terbuka, kita akan lebih mampu menghargai setiap tahapan perjalanan hidup kita, sekaligus menemukan kekuatan untuk terus tumbuh dan berkembang sebagai hamba Allah yang taat dan bersyukur. Inilah hakikat sejati dari falsafah sawang sinawang yang patut kita renungkan dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya di bulan penuh berkah ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun