Syahrial
Syahrial Guru

Guru yang masih belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Waspadalah! Promo Ramadan Menggiurkan Bisa Jadi Bumerang

21 Maret 2024   00:01 Diperbarui: 21 Maret 2024   00:02 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Waspadalah! Promo Ramadan Menggiurkan Bisa Jadi Bumerang
Dokumen suara.com

Di samping masalah pribadi, dampak negatif lain juga mengancam masyarakat dan lingkungan. Kemasan dan bungkus barang-barang yang kita beli saat promo berpotensi menjadi sampah yang menumpuk jika tidak dikelola dengan baik. Bayangkan saja jika semua orang membeli barang-barang dalam kuantitas besar lalu membuang bungkusnya sembarangan, sampah non-organik seperti plastik, styrofoam, dan kemasan lainnya akan menumpuk di mana-mana. 

Tidak hanya mencemari lingkungan, sampah yang menumpuk juga dapat menimbulkan bau tidak sedap dan menjadi sarang penyakit. Masalah sampah ini menjadi semakin pelik jika produksi barang-barang sekali pakai dan kemasan tidak ramah lingkungan terus meningkat untuk memenuhi permintaan konsumen yang cenderung berlebihan.

Yang tidak kalah penting untuk diwaspadai adalah keamanan produk yang ditawarkan saat promo. Adakalanya, untuk menekan harga serendah mungkin, para penjual menawarkan produk dengan kualitas yang dipertanyakan atau bahkan menjual barang-barang bekas. Misalnya, promo make up dan kosmetik dengan harga murah tapi belum jelas keamanan dan sertifikasi produknya. Atau promo barang elektronik bekas yang tidak disertai jaminan garansi. 

Tentu ini sangat merugikan konsumen karena kualitas dan keamanan produk menjadi tidak terjamin. Bukan tidak mungkin konsumen akan mengalami masalah kesehatan seperti iritasi kulit jika menggunakan kosmetik dengan bahan berbahaya. Atau produk elektronik yang cepat rusak karena merupakan barang bekas. 

Terakhir, banyak promosi yang ternyata tidak semurah yang diiklankan setelah dipotong biaya kirim atau syarat dan ketentuan lain yang berlaku. Banyak kasus dimana iklan menawarkan harga spesial, namun ketika di proses pembayaran harganya menjadi jauh lebih tinggi karena ada biaya tambahan seperti ongkos kirim, pajak, atau bahkan biaya layanan. 

Inilah yang kemudian memicu kekecewaan di mata konsumen karena merasa dibohongi oleh iklan yang menyesatkan. Jika hal ini terjadi, bukan tidak mungkin konsumen akan patah arang dan tidak lagi percaya pada promosi serupa di kemudian hari. Bahkan ada kemungkinan timbul cekcok dan perselisihan karena masalah ini.

Lalu, bagaimana sebaiknya kita menyikapi promo-promo Ramadan tersebut? Pertama, buatlah daftar belanjaan dan anggaran yang realistis terlebih dahulu. Dengan membuat daftar, kita bisa fokus pada kebutuhan prioritas saja dan tidak tergoda untuk membeli barang di luar daftar meski ada promo besar. Kedua, tetaplah disiplin dan fokus hanya pada barang-barang yang memang dibutuhkan saja meskipun ada promo menggiurkan. Kurangi keinginan untuk berlaku boros dan tergoda untuk membeli barang yang sebenarnya tidak terlalu penting. 

Ketiga, utamakan kualitas produk dari pada sekedar harga murah. Jangan sampai terlena pada harga promo yang sangat rendah namun mengabaikan sisi keamanan dan kualitas. Carilah produk dari merek dan toko terpercaya yang sudah menjamin mutu walaupun harganya sedikit lebih mahal. Keempat, kurangi pola konsumtif dengan tidak terlalu mudah tergoda oleh promosi yang ada. Ingatlah bahwa promosi hanyalah strategi penjualan sementara, bukan keharusan untuk diikuti.

Kelima, manfaatkan promo dengan bijak untuk berbelanja kebutuhan pokok seperti bahan makanan, pakaian, peralatan sekolah anak, dan lain sebagainya. Jangan sampai tergiur untuk membeli barang-barang mewah atau barang yang sebenarnya tidak diperlukan. Keenam, berbelanja dari toko atau situs jual beli online terpercaya agar terhindar dari promosi abal-abal atau produk yang tidak layak konsumsi.

Di samping itu, disarankan pula untuk tidak berbelanja berlebihan hanya karena ada promo diskon besar. Belilah barang dalam jumlah wajar sesuai kebutuhan saja. Menghabiskan uang secara besar-besaran sama saja membuang rezeki yang seharusnya bisa digunakan untuk amal dan ibadah lain di Bulan Ramadan. 

Jika memang ada kelebihan uang, lebih baik disumbangkan ke panti asuhan, masjid, atau lembaga amal lain yang lebih membutuhkan. Ini akan menjadi ibadah yang lebih bermanfaat dan memberi keberkahan di Bulan Ramadan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun