Syahrial
Syahrial Guru

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Menjaga Ibadah Sebagai Kunci Keberkahan Hidup

13 April 2024   07:57 Diperbarui: 13 April 2024   08:06 725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menjaga Ibadah Sebagai Kunci Keberkahan Hidup
Dokumen Suara Merdeka Jogja 

Di zaman modern yang serba cepat dan penuh dengan tuntutan duniawi, seringkali manusia kehilangan pegangan spiritual yang sejatinya menjadi pelita dalam mengarungi lika-liku kehidupan. Alquran, kitab suci umat Islam yang merupakan pedoman hidup abadi, memberikan banyak tuntunan untuk menjalani kehidupan yang baik dan mendapatkan keberkahan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Salah satu ayat yang menyorot pentingnya menjaga ibadah adalah QS. Thaahaa ayat 132.

Dalam ayat tersebut, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: "Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa." (QS. Thaahaa/20:132)

Melalui firman-Nya ini, Allah Ta'ala memerintahkan kita untuk menjaga ibadah, khususnya shalat, sebagai pondasi dalam menjalani kehidupan. Shalat merupakan tiang agama yang tidak hanya menjadi media komunikasi dengan Sang Pencipta, tetapi juga menjadi benteng spiritual yang melindungi kita dari berbagai godaan dan kemaksiatan. Dengan mendirikan shalat secara khusyuk dan konsisten, kita senantiasa diingatkan akan tujuan hidup sejati kita sebagai hamba Allah yang diciptakan untuk beribadah kepada-Nya.

Ibadah shalat yang dilakukan dengan benar dan khusyuk akan memberikan banyak manfaat bagi kehidupan kita. Pertama, shalat membantu kita untuk selalu ingat kepada Allah dan menjauhkan diri dari perbuatan keji dan mungkar. Dalam shalat, kita menghadapkan diri sepenuhnya kepada Allah, merendahkan hati, dan memohon petunjuk-Nya. Kedua, shalat mengajarkan kita untuk disiplin dan teratur dalam menjalani hidup. Dengan shalat, kita dibiasakan untuk menghargai waktu dan memiliki pola hidup yang teratur. Ketiga, shalat menjadi media untuk memohon ampunan, meminta pertolongan, dan mengungkapkan rasa syukur kita kepada Allah atas segala nikmat yang telah diberikan.

Perintah untuk menjaga shalat ini tidak hanya ditujukan kepada individu, tetapi juga kepada keluarga. Ini mengisyaratkan bahwa keluarga memiliki peran penting dalam memelihara nilai-nilai agama dan memastikan setiap anggotanya menjalankan kewajiban ibadah. Keluarga yang shalih dan taat kepada Allah akan menjadi pilar utama dalam membangun masyarakat yang kokoh dan bermartabat. Orang tua memiliki tanggung jawab besar untuk mendidik anak-anaknya dalam menjaga ibadah shalat sejak dini, sehingga ibadah tersebut menjadi kebiasaan yang melekat dalam diri mereka.

Selanjutnya, ayat ini mengajarkan kita untuk bersabar dalam menjalankan shalat. Kesabaran merupakan kunci utama dalam menjaga konsistensi ibadah, terutama di tengah berbagai tantangan dan godaan yang kita hadapi dalam kehidupan modern. Dengan bersabar, kita akan mampu melewati rintangan dan tetap istiqamah dalam menjaga hubungan dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Kesabaran juga diperlukan dalam menghadapi berbagai ujian dan cobaan hidup yang seringkali mengguncang keteguhan iman kita.

Dalam ayat ini, Allah Subhanahu wa Ta'ala juga menegaskan bahwa Dia-lah yang memberikan rezeki kepada kita, bukan sebaliknya. Ini mengajarkan kita untuk selalu bersyukur atas karunia yang telah diberikan dan tidak merasa bahwa kita berhak atas rezeki tersebut. Dengan bersyukur dan menjalankan ibadah dengan konsisten, kita akan mendapatkan akibat yang baik dan keberkahan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Keberkahan hidup tidak hanya terbatas pada aspek materi semata, tetapi juga mencakup ketenangan jiwa, kebahagiaan batin, dan kedamaian dalam menjalani kehidupan. Orang-orang yang menjaga ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah akan merasakan kebahagiaan yang hakiki, bukan kebahagiaan semu yang ditawarkan oleh kehidupan duniawi yang fana.

Pada akhirnya, ayat ini menegaskan bahwa akibat yang baik dan keberkahan itu hanya akan diperoleh oleh orang-orang yang bertakwa, yang menjaga hubungan dengan Allah dan menjalankan segala perintah-Nya dengan sepenuh hati. Melalui ketakwaan inilah, kita akan mendapatkan kebahagiaan dan kedamaian dalam hidup, baik di dunia maupun di akhirat. Ketakwaan mencakup seluruh aspek kehidupan, mulai dari ibadah ritual hingga akhlak dan perilaku sosial kita.

Oleh karena itu, marilah kita menjadikan ayat ini sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan. Dengan menjaga ibadah, khususnya shalat, bersabar dalam menjalankannya, dan selalu bersyukur atas karunia Allah, kita akan mendapatkan keberkahan dan akibat yang baik dari-Nya. Mari kita jadikan keluarga sebagai fondasi utama dalam memelihara nilai-nilai agama dan menjaga ketakwaan, sehingga kehidupan kita menjadi lebih bermakna dan penuh berkah. Dengan demikian, kita akan merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya, baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun