Syahrial
Syahrial Guru

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Menjaga Keutamaan Ramadhan Setelah Ramadhan Berlalu

20 April 2024   12:19 Diperbarui: 20 April 2024   12:26 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menjaga Keutamaan Ramadhan Setelah Ramadhan Berlalu
Dokumen Sarung Atlas

Bulan Ramadhan yang penuh berkah telah berlalu, meninggalkan kenangan manis dan pahala yang melimpah bagi setiap Muslim yang menghayatinya dengan sepenuh hati. Namun, kehidupan tak berhenti di sana. Kita dihadapkan dengan pertanyaan penting: Sudahkah kita menunaikan berbagai sebab yang akan mempermudah amalan kita di bulan Ramadhan diterima di sisi-Nya? Sudahkah kita bertekad untuk terus melanjutkan berbagai amalan ibadah yang telah kita galakkan di bulan Ramadhan?

Dalam sebuah riwayat yang termaktub dalam Lathaaiful Ma'arif, disebutkan bahwa para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdo'a selama 6 bulan agar mereka dapat menjumpai bulan Ramadhan. Kemudian, setelah melalui bulan yang mulia itu, mereka pun berdo'a selama 6 bulan berikutnya agar amalan yang telah mereka kerjakan diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sungguh, ini merupakan teladan yang patut kita renungkan dan terapkan dalam kehidupan kita.

Pertama, kita harus menyadari bahwa bulan Ramadhan adalah momentum istimewa yang diberikan Allah kepada kita untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada-Nya. Selama sebulan penuh, kita dianjurkan untuk meningkatkan ibadah, memperbanyak amal kebaikan, dan menahan diri dari hal-hal yang dilarang. Namun, jika kita tidak mempersiapkan diri dengan baik setelah Ramadhan berlalu, maka kemungkinan besar amalan kita selama Ramadhan akan hilang begitu saja.

Oleh karena itu, kita perlu menunaikan berbagai sebab yang akan mempermudah amalan kita di bulan Ramadhan diterima di sisi-Nya. Ini meliputi memperbanyak istighfar (memohon ampun), bersedekah, menjaga hubungan silaturahmi, dan terus beribadah dengan khusyu'. Sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, "Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan apa yang diniatkannya." (HR. Bukhari dan Muslim).

Dengan menjaga niat yang tulus dan tekad yang kuat, insya Allah amalan kita selama Ramadhan akan diterima dan membawa keberkahan dalam kehidupan kita.

Selain itu, kita juga harus bertekad untuk terus melanjutkan berbagai amalan ibadah yang telah kita galakkan di bulan Ramadhan. Misalnya, membiasakan diri untuk selalu membaca Al-Qur'an, memperbanyak shalat sunnah, menahan diri dari perbuatan tercela, dan senantiasa bersyukur atas nikmat yang Allah berikan. Dengan begitu, kita tidak hanya menjadi seorang Muslim yang baik selama sebulan, tetapi sepanjang tahun.

Bukankah para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam merupakan teladan yang luar biasa dalam hal ini? Mereka tidak hanya bersemangat menanti Ramadhan, tetapi juga bersungguh-sungguh agar amalan mereka diterima oleh Allah. Kita pun patut mencontoh semangat dan ketekunan mereka, agar kehidupan kita senantiasa berada dalam lindungan dan ridha Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Pada akhirnya, hidup kita di dunia ini hanyalah sementara. Kita semua akan kembali menghadap kepada Allah dan mempertanggungjawabkan setiap perbuatan kita. Oleh karena itu, marilah kita memanfaatkan momentum Ramadhan sebagai titik balik untuk menjadi hamba yang lebih taat dan lebih dekat dengan Sang Pencipta. Dengan begitu, insya Allah, kehidupan kita akan senantiasa berada dalam kebaikan dan keberkahan.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun