Saya suka membaca dan menulis. Namun, lebih suka rebahan sambil gabut dengan handphone.
10 Terakhir Ramadan: Sibuk Cari Baju Fisik atau Baju Jiwa?
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Rasanya baru kemarin kita memasuki bulan suci Ramadan. Bulan yang penuh ampunan dan rahmat dari Tuhan. Kini kita sudah memasuki 10 terakhir bulan Ramadan. Artinya, sebentar lagi bulan suci ini akan segera pamitan.
Kita perlu banyak melakukan introspeksi. Apakah kita sudah berhasil memanfaatkan bulan Ramadan dengan baik? Atau justru melalaikannya seperti tahun-tahun sebelumnya? Sudahkah kita siap ditinggal oleh bulan Ramadan karena telah mendapat ampunan-Nya? Atau justru masih berlumur dosa?
Sayangnya tak banyak berhasil melakukan introspeksi. Sepertinya, bulan Ramadan datang dan pergi layaknya bulan-bulan biasa. Tak ada yang istimewa. Pikiran selalu sibuk mengejar hal-hal yang fatamorgana. Jiwa belum mampu terkait erat dengan kemuliaan bulan Ramadan.
Apalagi menjelang akhir Ramadan atau menyambut Lebaran. Kesibukan semakin padat. Mulai dari jadwal buka bersama hingga persiapan membeli baju baru. Kesibukan itu menguras banyak pikiran dan waktu.
Sementara kesucian batin dan baju iman jiwa amat jarang dipikirkan. Baju takwa yang seharusnya menjadi prioritas amat sering dilalaikan. Pikiran lebih sibuk mengurusi hal-hal agar bisa tampil keren dengan baju baru di hadapan manusia daripada tampil baik dengan baju takwa di hadapan Tuhan.
Rasanya kita memang perlu segera melakukan introspeksi. Jangan sampai bulan Ramadan kali ini berlalu begitu saja. Masih ada sisa waktu untuk menambal hal-hal yang bolong. Masih ada kesempatan untuk bertafakur dan memperbanyak mohon ampun kepada Tuhan.
Kita tidak pernah tahu apakah Ramadan tahun depan kita bisa bertemu kembali. Oleh karena itu, tak ada jalan terbaik untuk memanfaatkan kesempatan yang sudah ada di depan mata. Kita maksimalkan semua waktu dan tenaga untuk menjalankan amal-amal saleh.
Ketika Idulfitri telah tiba, kita upayakan fitri jiwa dan raga. Kita kembali ke fitri tidak sekadar baju fisik. Akan tetapi, jiwa juga kembali ke fitri. Harapannya, ke depan kita terus menjadi lebih baik.
Sebagian orang mungkin memanfaatkan 10 terakhir bulan Ramadan untuk berlama-lama di masjid. Menyambut datangnya malam lailatul qadar. Sebagian yang lain sibuk berbelanja. Sebagiannya sibuk mencari nafkah.
Apa pun itu, kita tidak bisa menghakimi yang mana yang lebih baik. Apakah orang yang berlama-lama di masjid untuk beri'tikaf, sibuk berbelanja, atau mencari nafkah. Yang berhak menilai dan memberi pahala hanya Tuhan semata.