Insight dari Tarawih Malam ke-8 Ramadan
Apa yang dia sesali?
Yang ia sesali adalah pilihan hidupnya yang salah. Karena tidak memilih jalan hidup dan petunjuk yang digariskan Rasul utusan Allah. Malah sebaliknya mengikuti sifulan yang justru menyesatkannya dari jalan petunjuk itu. Padahal sebenarnya dia sudah tahu jalan kebenaran yang ditunjukan oleh Rasul tersebut, tapi dia tinggalkan karena menjadikan sifulan sebagai teman dekatnya.
Dalam Tafsir Al-Muyassar diterangkan:
27-29. Dan ingatlah (wahai Rasul) pada hari orang yang berbuat kezhaliman terhadap dirinya akan menggigit dua tangannya lantaran penyesalan dan kekecewaan, sembari berkata, "Celaka aku, seandainya aku dulu mau mendampingi Rasulullah Muhammad dan mengikutinya untuk menjadikan Islam sebagai jalan menuju surga.". Dan ia merasakan penyesalan mendalam seraya berkata,"Sekiranya aku dulu tidak menjadikan orang kafir si Fulan itu sebagai teman dekat yang aku ikuti dan aku cintai. Sesungguhnya teman akrab itu telah menyimpangkan diriku dari al-Qur'an setelah datang kepadaku. Dan setan yang terlaknat itu adalah makhluk yang selalu tidak mau menolong manusia." Dalam ayat-ayat ini terkandung satu peringatan dari menjalin persahabatan dengan teman yang buruk, karena sesungguhnya dia bisa menjadi penyebab teman dekatnya masuk neraka. (https://tafsirweb.com/6284-surat-al-furqan-ayat-28.html).
Ayat ini patut jadi renungan agar selektif dalam berteman. Bukan pilah-pilih teman dalam artian negatif. Tapi menghindari teman yang mengajak kepada keburukan dan kejahatan. Atau berani berkata tidak saat teman baik sekalipun mengajak kepada hal-hal yang tidak baik. Sebab pertemanan idealnya dijalin diatas keimanan dan dibangun di atas dasar saling support dalam kebaikan dan taqwa (ta'awun alal birri wat taqwa), saling nasehat menasehati (tanasuh), dan saling taushiyah dalam kebenaran dan kesabaran.
Karena pertemanan yang tidak dibangun di atas landasan taqwa akan berubah menjadi penyesalan bahkan saling memusuhi di hari kiamat nanti. Sebagaimana dikabarkan oleh Allah bahwa, "Orang-orang yang saling berteman akrab pada hari saling memusuhi satu sama lain, kecuali orang-orang bertakwa". (terj. Qs. ...)
Pelajaran dari 25:30-31 Aduan Rasul tentang Orang yang Mengabaikan Al-Qur'an
Selanjutnya ayat 30-31 Allah mengabadikan pengaduan Rasul Muhamamd shallallahu 'alaihi wa sallam yang mengadukan ummatnya yang mengabaikan Al-Qur'an.
Rasul berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu sesuatu yang tidak diacuhkan". (terj. Qs. Al-Furqan:30).
"ittakha hal-qur`na mahjr'' (menjadikan al-Qur'an sebagai sesuatu yang tidak diacuhkan) artinya; (1) meninggalkan dan mengasingkan Al-Qur'an, (2) berpaling dari Al-Qur'an, (3) mendustakan al-Qur'an, (4) mengabaikan
Menurut para Ulama sikap mengabaikan dan atau meninggalkan Al-Qur'an mencakup enam hal, yakni;
- Tidak mendengarkan dan tidak menyimak Al-Qur'an saat dibacakan
- Tidak membaca Al-Qur'an
- Tidak berusaha memahami dan merenungkan kandungan makna Al-Qur'an saat membaca dan atau mendengarkan
- Tidak mengamalkannya
- Tidak berobat dengannya
- Tidak berhukum dengannya
Demikian beberapa sikap dan perilaku yang menunjukkan tidak mengabaikan Al-Qur'an. Semoga kita terhindar darinya. []