Syarif Yunus
Syarif Yunus Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Ngabubu-Read, Jangan Pusing dengan Komentar Orang Lain

26 Maret 2024   08:12 Diperbarui: 6 April 2024   03:13 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ngabubu-Read, Jangan Pusing dengan Komentar Orang Lain
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Ada benarnya nasihat yang menyuruh "jangan pusing dengan komentar orang lain". Karena toh orang lain tidak membantu apapun yang kita lakukan. Apalagi di saat kita terjatuh, orang lain pun hanya mengomentari. Malah seringnya hanya berkomentar negatif. Jadi, jangan pusing dengan pendapat atau komentar orang lain.

Apalagi urusan berbuat baik dan menebar manfaat, pasti ada saja orang yang berkomentar buruk. Berprasangka menurut versinya sendiri. Maka jangan pusing pada komentar orang lain. Apapun yang baik, kerjakan saja. Biarkan orang lain jadi komentator. Karena setiap kebaikan yang dilakukan sama sekali tidak perlu dibuktikan kepada siapapun. Kita yang melakukan maka kita pula yang lebih tahu. Orang lain sejatinya hanya sok tahu.

Apapun namanya, teruslah berbuat baik. Apalagi di bulan suci Ramadan, bulan yang penuh berkah dan ampunan. Kerjakan apapun yang baik dan bermanfaat, karena semuanya akan kembali kepada kita. Tidak usah peduli atas apa yang dikatakan orang lain. Asal niatnya baik dan ikhtiarnya bagus, jalankan saja. Toh, tidak merugikan orang lain dan tidak mengambil hak orang lain.

Seperti aktivitas sosial di taman bacaan pun tidak luput dari komentar orang lain. Taman bacaan ya tempat membaca, mengajar calistung anak kelas prasekolah, memberantas buta huruf, tempat belajar computer anak-anak yang selama ini tidak pernah menyentuh keyboard, bahkan mendekatkan akses buku bacaan ke anak-anak kampung melalui mtor baca keliling, Hanya saja di mata orang yang pikirannya buruk prasangkanya jahat, pasti taman bacaan dianggap jelek. Selagi niatnya baik ikhtiarnya bagus maka kerjakan saja. Jangan pusing dengan pendapat orang lain. Biarkan waktu yang akan membuktikannya. Bila perlu katakan pada mereka, "elo bantu nggak pake komentarin, sorry ye..."

Berbagai literatur menyebut, prasangka dan pendapat orang lain itu lebih banyak salahnya daripada benarnya. Karena orang lain itu peduli saat ada maunya, dan terlalu gampang berubah menjadi jahat karena benci dan iri. Itu saja rumusnya. Jadi lebih baik fokus saja pada aktivitas baik dan diri kita sendiri. Tidak ada ruang bagi orang lain yang sama sekali pada orang lain yang tidak ada kontribusi apapun. Apalagi yang kerjanya hanya mengomentari dan menghakimi. Kita bertindak itu bukan mengikuti jejak orang lain tapi mendengarkan kata hati.

Teruslah berbuat baik dan menebar manfaat di mana pun. Dan ketahuilah, siapapun yang membenci kita pasti karena kita lebih baik darinya. Maka jangan pusing dengan pendapat orang lain, jangan dengarkan apa kata mereka. Teruslah melangkah dengan gegap gempita. Salam literasi #NgabubuRead #BacaBukanMaen #TBMLenteraPustaka

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun