Syarif Yunus
Syarif Yunus Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 49 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Jangan Berdebat Soal Sepele, Perjalanan Kita Terlalu Singkat

1 April 2024   15:36 Diperbarui: 1 April 2024   15:37 855
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jangan Berdebat Soal Sepele, Perjalanan Kita Terlalu Singkat
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Mungkin, ini kalimat penting. "Kita tidak perlu berdebat untuk sesuatu yang sepele. Perjalanan kita sama-sama singkat."

Kita sering lupa, bahwa perjalanan hidup ini begitu singkat. Lalu, untuk apa membuang tenaga dengan terus mengeluh, merasa tidak puas, bersikap mencari-cari kesalahan orang lain atau bahkan membenci tiada henti. Semua itu hanya membuang-buang waktu kita di perjalanan yang singkat ini.

Kemarin dan di masa lalu, mungkin ada orang lain yang sudah melukai kita, bahkan  bahkan menghancurkan hati? Tidak apa, tetaplah tenang. Karena memamng, perjalanan hidup kita terlalu singkat.

Aa pula orang yang memusuhi atau menebar aib kita? Tenang saja, biarkan. Bahkan bila ada seseorang yang sudah mengejek, merendahkan, menghina atau menipu kita? Jawabnya pun tetaplah tenang. Maafkan saja mereka, karena perjalanan hidup kita sangat singkat.

Mungkin terdengar klise. Tapi ada benarnya, apapun masalah yang dibuat oleh orang lain kepada kita, mari kita selalu ingat bahwa perjalanan hidup kita sangat singkat. Tidak seorang pun yang tahu kapan perjalanan hidupnya akan berakhir.

Tidak ada orang yang tahu kapan dia akan tiba di perhentian terakhir. Kita semua sedang berada di perjalanan hidup yang sangat singkat. Jangan fokus pada hal-hal sepele dan tidak bermanfaat. Mari kita saling berbuat baik dan menebar manfaat. Agar ada bekal yang dibawa pulang saat tiba di "stasiun terakhir" perjalanan kita. 

Mari kita saling menaruh hormat, saling menghargai. Saling berbuat baik dan saling memaafkan satu dengan yang lain. Jangan hbuang waktu hanya untuk memusuhi, membenci atau menghina orang lain. Tidak ada gunanya, karena perjalanan kita terlalu singkat. Mari kita isi hidup ini dengan rasa syukur, bahagia, dan selalu berbuat baik untuk sesama.

Hidup adalah soal waktu. Hargai waktu yang tersisa, jalani hidup dengan penuh rasa syukur dan kebahagiaan. Tetap selalu berbuat baik. Selalu menolong sesama selagi bisa.Jangan pernah bersikap paling benar, dan berhentilah membicarakan kejelekan orang lain dan mengomel tiada henti. 

Nikmatilah sisa hidup dan isi setiap detik, menit, jam, dan hari-hari kita dengan kebaikan terutama bersama pasangan, bersama keluarga, anak-anak, saudara, dan handai taulan. Jangan buang waktu dan energi untuk yang tidak penting. Masih banyak pekerjaan baik yang harus dikerjakan.

Semua orang akan tua. Lanjut usia adalah keniscayaan. Tidak ada yang bisa menolak untuk menjadi tua. Kulit segera berubah keriput, rambut kepala menipis dan memutih semua. Tapi tetaplah berbuat baik dan menebar manfaat kepada sesama. Agar tetap memancarkan aura kebaikan, tetap energik dan bijak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun