Syarif Yunus
Syarif Yunus Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Hidup Cuma Sekali, Buatlah Menjadi Besar dan Bermakna

9 April 2024   04:18 Diperbarui: 9 April 2024   04:31 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hidup Cuma Sekali, Buatlah Menjadi Besar dan Bermakna
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Salah satu hikmah puasa adalah mengurangi frekuensi dan durasi mengeluh. Bersedia lapar dan haus dari kebiasaan makan dan minum di siang hari. Mampu menahan diri dari segala godaan. Memperbanyak tadarus, sholawat tarawih, hingga bersedekah. Tanpa ada keluhan, tanpa ada alasan. Semua dilakukan sepenuh hati, karena Allah SWT.

Di luar puasa, bisa jada kita termasuk yang bergelimang keluh-kesah. Berprasangka buruk dan menyalahkan orang lain. Sibuk mengejar dunia lalu melupakan akhirat. Menuntut hak tapi lupa kewajiban. Membaikkan diri sendiri tapi gampang menjelekkan orang lain. Meninggikan diri sendiri tapi merendahkan orang lain. Tapi di bulan puas,a semuanya dikurangi bahkan diberantas habis. Tidak ada ruang untuk pebuatan dan pikiran buruk akibat sedang berpuassa.

Sesungguhnya, tidak perlu ada keluhan, Atas alasan apapun. Karena ketika Allah memberi pada kita. Berarti Dia sedang memperlihatkan kemurahan-Nya. Sebaliknya di kala Allah Allah menolak permintaan kita, maka Dia sedang menunjukkan kekuasaan-Nya. Bahwa kita dan manusia di mana pun sangat lemah tanpa-Nya. Maka bersyukurlah ketika Allah sedang memberi, Dan bersabarlah ketika Allah belum memberi. Tanpa perlu keluh-kesah.

Kita sering lupa. Di balik semua ketetapan-Nya pasti ada hikmah yang terbaik untuk kita. Allah akan memberi jika Dia melihat waktu dan usaha kita telah cukup. Yaitu di saat dan waktu yang tepat bahwa kita memang pantas menerimanya. Ikhtiar kita telah bersungguh-sungguh memperjuangkannya, dengan niat dan cara-cara yang baik. Man jadda wa jadda.

Di lain waktu, Allah akan meminta kita bersabar. Karena waktunya belum tepat. Dan Dia melihat bahwa kita memang belum pantas menerimanya. Kita masih harus terus berjuang lagi. Allah pasti menolak, jika kita menginnginkan sesuatu yang menurut-Nya tidak baik sekalipun dianggap baik menurut kita. Krena Allah maha tahu manfaat dan mudaratnya tentang apa yang akan terjadi setelahnya.

Bila mau direnungkan, sungguh betapa sayangnya Allah kepada hamba-Nya. Selalu memberikan yang terbaik kepada kita.. Namun kitalah yang sering kali salah dalam memahami rahmat dan karunia-Nya. Maka sama sekali tidak pantas bila masih banyak mengeluh. Jangan mudah berputus asa. Dan sebaliknya, apapun keadaannya tetaplah bersandar hanya kepada Allah. Karena tidak ada pinta dan harap yang terluput, kecuali semua pengabulannya selalu yang terbaik,

Sudah pasti Allah maha tahu, soal apapun. Meski pun terkadang tidak sesuai harapan kita tapi itulah yang terbaik untuk kita. Karena Allah memberi bukan apa yang kita inginkan. Tapi Allah memberi apa yang senantiasa terbaik untuk kita. Prinsipnya sesederhana itu, bukan atas keinginan kita tapi yang terbaik untuk kita.

Seperti saya "ditunjuki" jalan untuk berkiprah di taman bacaan. Sejak 7 tahun lalu hingga kini, mengabdi di kampung kecil di kaki Gunung Salak Bogor. Hanya untuk menegakkan kegemaran membaca dan budaya literasi anak-anak usia sekolah. Dari tidak punya akses dan tempat membaca, kini terkumpul 200-an anak dan warga yang rajin ke taman bacaan. Dan akhirnya, saya yakin taman bacaan menjadi "jalan hidup" yang terbadik dari-Nya. "Kabarkan kepada hamba-hambaKu, bahwa sesungguhnya Aku-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang..." [QS.Al Hijr : 49].

Maka di penghujung ramadan ini, renungkanlah apapun yang harus diperbaiki. Tanpa keluh-kesah lagi. Segeralah berlari menuju ampunan Rabb, wahai diri. Songsong hari esok dengan penuh harapan dan kedekatan bersama-Nya. Tutup masa lalu yang tidak akan terulang lagi. Melangkahlah dengan pasti dalam keyakinan bahwa Allah-lah penggenggam hidup dan mati kita. Hanya Allah-lah yang paling menyayangi dan mencintai kita lebih dari siapapun. Bahkan lebih besar cinta-Nya daripada kecintaan kita pada dirimu sendiri..

Semuanya sudha pnatas untuk kira. Dan hidup di dunia itu cuma sekali, maka buatlah menjadi besar dan bermakna. Untuk selalu berbuat baik dan menebar manfaat kepada sesama. Untuk Allah dan untuk diri kita sendiri. Salam literasi #NgabubuRead #HikmahRamadan #TBMLenteraPustaka

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun