tambara boyak
tambara boyak Wiraswasta

Belum lulus dalam ujian hidup

Selanjutnya

Tutup

TRADISI Pilihan

Menikmati Perayaan

20 April 2023   14:00 Diperbarui: 20 April 2023   16:58 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menikmati Perayaan
Tradisi. Sumber ilustrasi: UNSPLASH

Lebaran membawa serta awal perayaan liburan di mana-mana. Orang-orang dari segala usia mengalami perasaan "pulang ke rumah". Hal tersebut dapat membawa kehangatan dan kenyamanan, serta terang bagi hidup. Bagi yang lain, pulang ke rumah itu sulit, bermasalah, dan bahkan menyakitkan. Tidak merasakan pengalaman kolektif keceriaan selama musim liburan. Menjelajahi arti pulang ke rumah menciptakan lebih banyak musim liburan yang ingin dialami.

Libur lebaran bagi beberapa orang bahkan dapat menyebabkan perasaan takut untuk kembali ke rumah. Di satu sisi, setiap orang juga menantikan momen untuk bersama keluarganya dan tempat yang nyaman dan akrab yang dia kenal dan dibesarkan tanpa rasa gentar.

Perasaan membingungkan ini bersama-sama untuk menentukan bagaimana membuat perjalanan pulang yang bisa nikmati. Setelah membahas bagaimana sulitnya transisi ke sekolah, merasa berada di rumah bisa menyulitkan. Dengan introspeksi yang mendalam, menemukan bahwa kehidupan mewakili masa depannya, rasa kemandirian yang baru, dan menjadi diri yang sekarang, sementara rumah mewakili masa lalunya dan hal-hal yang telah tinggalkan.

Menahan perasaan paradoks pulang ke rumah--kehangatan, kenyamanan, dan keakraban berbanding terbalik dengan perasaan sulit tentang siapa diri dan masa lalu kenangan dan hal-hal yang sengaja telah ditinggalkan dapat menjadi tantangan dengan cara yang tidak terduga. Ini mempengaruhi orang-orang dari segala usia dan tahapan.

Apa artinya menjadi "rumah?" Merasa tidak nyaman untuk kembali ke rumah lama setelah pindah ke tempat baru adalah hal yang wajar. Terkadang orang-orang dapat secara tiba-tiba merasa berbeda dari yang ingatan yang terpupuk selama ini. Mungkin juga kita yang meninggalkan rumah telah berubah dengan cara yang membuat rumah terasa berbeda.

Apa pun tantangan yang ditimbulkan oleh mudik, ada beberapa cara untuk membuat libur lebaran terasa menyenangkan.

  • Antisipasi beberapa perasaan yang muncul terlebih dahulu. Lebih sadar akan siapa yang diinginkan saat bersama. Apa yang dapat dilakukan lebih banyak dan lebih sedikit untuk menjadi orang yang dimaksud?
  • Terimalah bahwa apa pun yang kini dirasakan hanyalah informasi. Perasaan kita adalah GPS internal kita dan hanya ada untuk memberikan informasi dan membimbing kita dalam menghadapi berbagai keadaan termasuk keadaan gembira.
  • Menciptakan perasaan pada diri sendiri. Tanyakan pada diri sendiri mengapa lagi orang lain merespons atau bereaksi dengan cara ini? Apa lagi yang  benar dalam situasi ini? Bersandarlah pada perasaan dan jelajahi semua alasan untuk dapat merasakannya.
  • Waspadalah, Ketahui apa yang  diinginkan dan segala sebab-akibatnya. Tentang siapa yang diinginkan atau suasana apa yang ingin dialami akan membantu menciptakan suasana lebaran yang dapat diterima diri sendiri. Apa yang dapat dikendalikan, dan apa yang tidak dapat dikendalikan? Mengontrol yang dapat dikontrol memfokuskan energi pada hal-hal yang dapat mempengaruhi. Apa yang dapat dilakukan dan tidak seharusnya dilakukan untuk tetap terhubung dengan diri sendiri dan orang lain? Memperkuat hubungan dengan diri sendiri dan orang disekitar dapat menciptakan lebih banyak makna selama lebaran.
  • Tetapkan batasan yang jelas. Membiarkan orang lain tahu tentang toleransi yang dibutuhkan dalam berkomunikasidan tidak mengajari orang lain bagaimana memperlakukan kita. Batasan yang sehat juga merupakan langkah penting dalam mempelajari cara menjaga diri sendiri, karena kita hanya tahu apa yang terasa baik bagi kita dan apa yang tidak.

Memilih mudik dalam rangka berlebaran tak harus sulit. Meskipun suasana lebaran kali ini tidak seperti yang diinginkan, ini bisa menjadi peluang untuk menciptakan lebih banyak koneksi terpenting dengan mencoba strategi ini untuk tetap terhubung dengan diri sendiri dan orang lain selama bersilaturahmi.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun