Mereka Baperan? Atau Justru Kita yang Tidak Bisa Mengontrol Diri?
"Gitu aja baperan"
"Masa cuma dibercandain gitu kamu bete sih"
"kamu ga asik ah orang nya, dibercandain dikit langsung baper"
"Haduh gitu doang marah, bercanda kali. Bawa santai aja"
Kita semua pasti pernah mengajak teman atau kerabat dekat bercanda dan bersenda gurau untuk mengambil hati serta membuat mereka gembira. Jika orang yang kita ajak bercanda memberikan respon bahwa dia merasa kurang nyaman atas apa yang kita ucapkan atau lakukan, kita dengan cepat menyimpulkan bahwa ia baperan.
Padahal jika ditinjau lebih jauh lagi apakah kita sudah bisa memastikan bahwa apa yang kita ucapkan itu tidak akan menyakiti lawan bicara kita? Hal demikian lah yang sering dianggap sepele padahal memiliki arti dalam menjaga hubungan baik dengan orang lain.
Dalam islam kita mengenal istilah Hablum minannas yang mengatur hubungan sosial antara sesama manusia dimana mereka menjaga hubungan baik dengan kelompok atau individu lainnya karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial. Allah SWT berfirman dalam surat Al Hujurat ayat 13 yang artinya:
"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."
Ketika seseorang lepas kontrol biasanya akan bercanda tanpa mengabaikan lagi tuntunan syariat, istilah "baperan" terkadang menjadi tameng bagi orang orang yang menyakiti perasaan orang lain dengan dalih "bercanda". Jadi, apakah mereka baperan ??? bukan !! bukan masalah bapernya, emang pada dasarnya kita saja yang tidak bisa menjaga perasaan orang lain. Pertama, gak semua orang bisa nerima bercandaanmu. Kedua, bercanda ada batasnya dan bercandamu kelewatan. Ketiga, tinggal minta maaf apa susahnya?
Sebenarnya mereka yang kamu anggap baperan hanya menunjukan jati diri sebagai seorang manusia biasa yang sejatinya memiliki perasaan. Dan kita sebagai sesama manusia pun harus bisa menempatkan segala sesuatu dengan adil, bisa saja apa yang kamu anggap sepele adalah hal yang begitu berharga bagi orang lain, atau bisa jadi kamu pikir hal itu adalah hal yang kecil tetapi malah memiliki makna yang besar bagi orang lain.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya