Penulis Kumpulan Cerita Separuh Purnama, Creativepreuner, Tim Humas dan Kemitraan Cendekiawan Nusantara
Safari Ramadan Demi Berburu Tanda Tangan
Jarak tempuh terjauh berkisar kurang lebih 2 km dari rumah. Ada rasa puas mana kala saya bisa mendapatkan tanda tangan yang berbeda setiap harinya. Entah motivasi apa yang saya miliki waktu itu.
Beda masjid beda cara mendapatkan tandangan. Jika shalat taraweh di musholA, karena secara ukuran bangunan lebih kecil. Maka tidak butuh waktu lama untuk minta tanda tangan. Berbeda dengan masjid dengan jamaah lebih banyak. Maka akan terjadi antrian. Waktu itu kami berkerubut di sekitar imam setelah selesai taraweh. Satu persatu buku ditandatangani.
Berbeda ketika kuliah subuh di masjid komplek pesantren Giren. Penceramah/khotibnya merupakan ulama/kyai yang beberapa diantaranya sudah punya nama besar. Maka untuk mendapatkan tanda tangannya buku kegiatan Ramadan di tumpuk diawal. Ada petugas yang membantu menyampaikan tumpukan buku tersebut ke penceramah. Setelah selesai ditandatangan barulah satu persatu dipanggil sesuai dengan nama yang tercantum di lembar pertama buku kegiatan Ramadan.
Ya, kenangan masa lalu saat ramadan membuat saya kian sadar. Mungkin Tuhan menciptakan saya sebagai seorang pejalan. Maka wajar ketika dewasa saya pun hobbyne jalan. Tanpa kecuali melakukan perjalanan spiritual dalam rangka ibadah dari masjid ke ke masjid.