Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Freelancer

Penulis Kumpulan Cerita Separuh Purnama, Creativepreuner, Tim Humas dan Kemitraan Cendekiawan Nusantara

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Tradisi Suluk Ramadan, Totalitas Ibadah dari Serambi Mekah

9 Mei 2019   23:35 Diperbarui: 10 Mei 2019   00:18 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi Suluk Ramadan, Totalitas Ibadah dari Serambi Mekah
sumber SerambiNews.com

Totalitas ibadah yang bisa dibilang tidaklah ringan. Komitmen untuk bersungguh-sungguh mengikuti tradisi suluk ramadan jelas akan mengantarkan tiap peserta suluk pada konsidi kejiwaan yang dekat dengan Sang Maha Pencipta. Tak sedikit dari peserta suluk yang berderai air mata selama melafadzkan dzikirnya.

sumber SerambiNews.com
sumber SerambiNews.com
Tradisi Suluk Ramadan Serambi Mekah dalam pandangan saya merupakan tingkatan tertinggi dari pesantren ramadan hingga Itikaf. Bahkan ada sebuah aturan terkait bahan makanan yang menjadi larangan selama mengikuti tradisi suluk. Seperti yang dilansir melalui tribunews.com, peserta suluk ramadan pantang memakan daging, telur, ikan dan bahan makanan yang mengandung unsur darah. Menu vegetarian pun diberlakukan bagi peserta suluk ramadan, seperti konsumsi buah , sayur  dan protein nabati lain.

Peserta suluk ramadan tidak saja berasal dari kaum laki-laki, kaum perempuan pun dipersilahkan mengikuti tradisi suluk ramadan sepanjang mereka mengikuti aturan yang diberikan. Ya, ada serangkaian adab dalam tradisi suluk ramadan di serambi Mekah. Sayang, saya hanya bisa menyimak dari tanah sebrang terpentang sekian jarak dan bentang lautan. Dan suluk Ramadan pun menjadi khasanah tradisi ramadan dari ujung pulau Sumatra sebagi bentuk totalitas ibadah masyarakatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun