Penulis Kumpulan Cerita Separuh Purnama, Creativepreuner, Tim Humas dan Kemitraan Cendekiawan Nusantara
Ketika Plastik Kalahkan Takir, Tum, Tempelang, dan Pincuk Saat Ramadan, Perlukah Sebuah Peraturan?
Anak-anak yang tinggi badannya belum mencapai 1 meter, terkadang harus berjinjit atau minta digendong agar bisa melihat isi panci-panci besar tersebut. Tak jarang pembeli membawa wadah dari rumah berupa rantang alumunium, ataupun rantang plastik atau mangkok/piring.
Bagi pembeli yang tidak membawa wadah dari rumah, penjual dengan setia menggunakan daun pisang yang sudah dipotong lebar sebagai pembungkus. Sebagain daun pisang sudah dibentuk menjadi Takir.
Tempat berbentuk segi empat dari daun pisang dengan sematan lidi di kanan kiri bisa digunakan untuk membungkus makana berkuah seperti kolak. Ada pula yang dibentuk tempelang, semacam kerucut anti bocor yang mebih budah dibuat. Sementara Tum dan pincuk daun pisang, digunakan untuk membungkus makanan tanpa kuah.
Perlukah ada aturan yang mengatur penjual agar membatasi kemasan plastik? atau memberikan edukasi eco lifestyle dengan kembali mengenalakan daun sebagai pembungkus tradisional? Ah keduanya butuh proses dan waktu yang tidak sebentar. Sementara bagi pembeli yang sudah seharian menahan lapar, tak sedikit yang mau peduli akan dampak sampah plastik dikemudian hari