Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Freelancer

Penulis Kumpulan Cerita Separuh Purnama, Creativepreuner, Tim Humas dan Kemitraan Cendekiawan Nusantara

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Si Manis Baklava, Menu Berbuka dari Negeri Cappadocia

14 April 2023   23:21 Diperbarui: 14 April 2023   23:25 1995
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Si Manis Baklava, Menu Berbuka dari Negeri Cappadocia
Dok.Pri Berbuka dengan si Manis Baklava di Bilangan Kemang Jakarta Selatan

Sudah lama saya penasaran dengan cita rasa si manis Baklava. Makanan manis yang berasal dari negeri Cappadocia ini sudah setahun lebih cukup banyak diminati kalangan penyintas cita rasa kuliner dunia, tak terkecuali para pelancong Indonesia.

Memilih baklava sebagai menu berbuka puasa bagi saya adalah hal istimewa. Sebentuk self reward sekembalinya saya ke Jakarta untuk sementara waktu dalam rangka persiapan mudik lebaran. Sore tadi menembus kemacetan di kawasan Kemang- Jakarta Selatan adalah sebentuk ujian sebelum akhirnya mencecap manisnya Baklava sebagai menu istimewa untuk berbuka.

Sesekali boleh donk menu berbuka puasanya berbeda dari biasanya. Mencicip menu ala Turki, bukan berarti kita tidak mencintai menu otentik dalam negeri. Yang pasti tidak setiap saat bisa menjadikan baklava sebagai jajanan manis pilihan, mengingat harganya cukup lumayan. 

Salah satu cafe bernuansa Turki  yang berada di kawasan Kemang ini menyajikan aneka baklava yang dijual dalam ukuran per kilo. Bagi yang ingin membeli untuk dibawa pulang, minimal pembelian baklava adalah sebanyak 250 gram. Harga baklava per 1 kg dijual kisaran 700-800 rb-an. Untuk aneka rasa bisa di- campur sesuai selera.

Nah bagi yang mau menikmati baklava secara hemat, bisa kok kita makan ditempat. Sebab tidak ada minimal pembelian baklava khusus pembeli yang Dine in. Namun tentunya, jika kita memilih untuk makan ditempat, tak cukup hanya baklava saja, bisa dicoba aneka minuman bercita rasa rempah ala Turkey sebagai teman si manis Baklava.

Sore tadi saya memesan 4 Potong baklava dengan 2 rasa berbahan kacang pistacio,1 rasa cokelat dan 1 rasa lagi Cokelat kelapa (Choco-Coconut). Kita bisa langsung memilih baklava yang dipajang dietalase kaca. Sebelum disajikan, baklava yang menjadi pilihan kita akan ditimbang terlebih dahulu untuk menentukan harga yang harus dibayar. 4 potong baklava pilihan saya memiliki berat 120 gram. 

Untuk minumannya saya memesan Karak Tea,  minuman teh rempah susu yang ditambah dengan putik bunga safron yang disajikan hangat. Aromanya benar-benar membawa kita ke suasana timur tengah. 

Kumandang adzan Maghrib menjadi hal yang saya nantikan sembari memandang si manis lagi imut yang cocok menjadi menu berbuka. Nyatanya baklava menang istimewa, manisnya begitu pekat, unik, creamy. Orang Jawa menyebutnya manis legit. Tiap potongan baklava saya nikmati dengan ucap syukur tiada tara.

Kurang lebih 1 jam waktu yang saya habiskan dari mulai memilih baklava, menunggu bedug maghrib tiba hingga mengunyah potongan baklava yang manisnya khas. Sembari mencecap si manis Baklava saya terus merek-eeka menu bercita rasa mirip baklava kiranya ada di Indonesia, tapi apa ya?

Choco Coconut, alias baklava cokelat kelapa adalah varian favorit saya. Rasa baklava satu ini mengingatkan saya pada sebuah rasa yang pernah ada. Semacam cita rasa permen jaman dulu. Perbaruan coklat dan kelapanya unik, manisnya menawan lidah. Wah andai kita bisa membuat inovasi rasa baklava ala Indonesia, mungkin akan ada baklava klepon, atau baklava palu buntung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun