Penulis Kumpulan Cerita Separuh Purnama, Creativepreuner, Tim Humas dan Kemitraan Cendekiawan Nusantara
Rengginang Dalam Toples Kaca Buatan Emak Diantara Biskuit Kaleng, Pilus dan Semprong
Setiap lebaran rengginang adalah Legenda. Terlebih saat mulai dikenal istilah "prank", Rengginang dalam kaleng biskuit ternama menjadi tenar adanya. Cerita kue lebaran favorit dengan objek utama rengginang ala saya sedikit berbeda. Sebab disuguhkan dalam toples kaca, sehingga jelas terlihat masing-masing isinya.
Hampir bisa dipastikan, setiap lebarang selalu ada si renyah gurih-gurih nyoy rengginang buatan emak. Dibuat dengan penuh cinta saat awal ramadan tiba. Sengaja untuk persiapan jajanan lebaran. Meski beradaan rangginang tidaklah sendirian, selalu berteman dengan kue bercita rasa lokal lain. Pun biskuit kalengan yang tak kalah legendaris tanpa perlu disebut nama merknya.
Begitulah, setiap pulang ke kampung halaman, jajanan lebaran keluarga kami penuh kesederhanaan. Istimewanya selalu ada rengginang buatan emak yang menarik mata mereka yang datang dan membuat tangan ingin mengambilnya. Gigitan pertama pasti terasa renyahnya. Citarasa gurih dan pulen dari bahan ketan pilihan selalu bisa emak hadirkan dalam tiap gigitan rengginang saat lebaran datang.
Toples-toples kaca berukuran lumayan besar selalu menjadi andalan sebagai wadah jajanan lebaran. Hal ini sudah menjadi ikon keluarga kami sejak dulu hingga kini. Dilihat dari bentuk toplesnya, bisa dipastikan ada nuansa kekunoan alias vintage yang membayangi. Rasanya begitu serasi dengan jajanan lebaram yang tersaji. Sebut saja rengginang, emping melinjo, Semprong, Pilus . Meski tetap ada nuansa modern dari hadirnya biskuit kaleng kenamaan.
Rengginang buatan emak sengaja diberi sedikit pewarna makanan. Lagi-lagi sedikit bernuansa pinky. Konon agar terlihat lebih menarik di mata anak-anak. Dan itu memang terbukti, saat rengginang bersanding dengan beberapa jajanan lain, warna atraktifnya mampu menarik perhatian daari sudut manapun. Seolah menjadi ciri khas bahwa rengginang tersebut memang buatan sendiri. Ukurannya yang pas untuk 2-3 gigitan, membuat rangginang ini kian menawan untuk dicicipi.
Jajanan lebaran buatan sendiri memang secara apapun juga jauh lebih mengundang selera secara rasa. Jaminan kuliatas bahan hingga proses pembuatan tak perlu lagi dipertanyakan. Terlebih rengginang ala Emak tidak kalah dengan tahu bulat yang digoreng dadakan. Biasanya baru H-1 lebaran, rengginang mentah baru akan digoreng. Hal inilah yang menjadikan rasa rengginang buatan Emak sebagai sajian lebaran memiliki tingkatan kriuk yang maksimal.
Biasanya Emak membuat rengginang dalam jumlah yang lumayan banyak. Setelah digoreng lantas ditiriskan hingga suhu tidak lagi panas pasca proses penggorengan. Kemudian ada wadah yang menjadi semacam tempat transit berupa toples plastik besar sebelum dimasukkan dalam toples kaca pada malam lebaran tiba. Stok rengginang buatan emak cukup untuk menambah ulang 3-4 kali isi toples yang sama.
Diantara persediaan jajaran lebaran lain, bisa dipastikan toples rengginanglah yang kerap kami isi ulang. Berbeda dengan jajanan lebaran dari toples-toples lain yang bisanya cukup diisi ulang hingga 2 kali saja. Sayangnya hingga saat ini saya belum melihat proses pembuatan rengginang dari awal. Saat saya pulang mudik, rengginang mentah sudah tersedia dan siap digoreng.