Guru di MA Al-Azhar Asy-Syarif Sumatera Utara. Terima kasih yang sudah vote dan kasih komentar. Salam Kompasiana.
Makan Jengkol Saat Puasa, Bolehkah?
Bau mulut orang yang berpuasa menjadi hal yang cukup problematik. Lalu bagaimana jika ditambah lagi dengan memakan jengkol atau makanan sejenis seperti petai, bawang putih, bawang merah dan lainnya.
Dalam hukum Islam memang tidak dijelaskan dengan gamblang. Namun hukum memakan jengkol atau petai ini dapat disamakan dengan hadist tentang anjuran tidak memakan bawang merah dan putih karena aromanya yang tajam.
Sebagian jengkol membuat pernapasan akan bau jengkol yang tajam hingga berjam-jam. Kondisi ini akan menggangu jika kita berbicara pada orang lain dari jarak dekat. Kita akan tidak percaya diri karenanya.
Hadits riwayat Imam Muslim dari Jabair menerangkan bahwa sebaiknya tidak memakan bawang merah/putih atau daun bawah bila memasuki masjid karena malaikat terganggu dan manusia lain juga demikian.
Tidak bisa dielakkan, keadaan bawang dalam masakan memang akan menambah kenikmatan dan keharuman demikian pula dengan jengkol. Jengkol dipercaya meningkatkan nafsu makan.
Dikutip dari Halodoc, ada beberapa manfaat memakan jengkol bagi kesehatan:
- Mencegah berbagai penyakit kronis seperti kardiovaskular dan kanker
- Mencegah sakit diabetes
- Mencegah sakit maag
- Mengurangi peradangan
- Mencegah anemia
- Menjaga kesehatan ibu hamil
Tapi ingat, jengkol bila dimakan dalam jumlah berlebih akan menyebabkan jengkolisme atau keracunan jengkol dengan ciri nyeri perut, susah kencing, kencing darah dan hipertensi.
Tips Makan Jengkol
Meski boleh memakan jengkol ada beberapa tips agar mulut tetap berbau tajam saat setelah memakan jengkol. Hal itu dapat dilakukan dengan beberapa langkah berikut:
- Banyak minum air putih
- Kunyah beras mentah
- Gosok gigi, lidah dan kumur-kumur
- Makan mentimun
- Minum kopi
- Kumur dengan air garam atau makan selembar daun sirih dengan garam lalu kumur-kumur
- Minum susu
- Minum soda
- Minum vitamin B kompleks