Menyukai sunyi dan estetika masa lalu | Pecinta Kopi | mantan engineer dan titik titik...
Tentang Mudik
Saya pernah membayangkan, bahwa mudik sebenarnya bisa menjadi sumber spirit dan motivasi, andai saja mereka yang melakukan mudik tidak berniat untuk sekadar bertemu dan bersilaturrahmi dengan segenap keluarga dan sahabat-sahabatnya dahulu di kampung. Ada sesuatu yang bisa menjadi demikian penting dan berharga, yaitu semacam pemberitahuan yang tak terkatakan kepada orang tua: Engkau tak sia-sia merawat kami, Ibu!Lihatlah, kami telah berhasil hari ini.
Saya selalu meyakini, bahwa tak ada yang lebih diinginkan orangtua selain mendengar cerita dari mulut anaknya sendiri bahwa hari ini anaknya itu TELAH BERHASIL! Tidak lagi hidup miskin dan susah seperti dirinya dulu.
Untuk membuat orangtua bangga menyaksikan anak-anaknya berhasil memang tidaklah mudah. Sukses membutuhkan proses sangat panjang dan usaha luar biasa keras. Hemat, tahan godaan, tidak pernah mengeluh dan optimis.
Semangat yang demikian itulah yang sesungguhnya dibutuhkan untuk berhasil di perantauan dan membuat orangtua tersenyum dan bangga menyambut kita di pintu rumah di kampung. Orangtua mungkin akan menangis sambil memeluk dan membatin: sungguh tidak sia-sia aku melahirkan dan membesarkanmu, nak!! Andai keinginan ini ada pada setiap individu yang melakukan mudik, niscaya kualitas hidup kita akan selalu naik dari hari raya ke hari raya.
Mudik tak sekadar perjalanan pulang kerumah tetapi perjalanan untuk kembali. Tetapi mudik dapat menjadi sumber energi bagi kita untuk merengkuh sukses di perantauan.
Mudik bisa menjadi pengingat bahwa kita tidak saja harus melompati nasib orangtua kita yang susah dan miskin (dahulu).
Bagaimana pendapat Pembaca tentang mudik?