Ketika Bubur Sumsum Menjadi Warisan Kuliner Ramadan

Dari Warisan Kuliner Indonesia, turun ke Tradisi Kuliner Keluarga
Setiap keluarga memiliki tradisi berbuka yang berbeda, tetapi ada satu kesamaan yang sering ditemukan: berbuka bersama adalah momen yang paling dinantikan.
Bubur sumsum, dengan rasa dan teksturnya yang khas, menjadi bagian dari tradisi ini.
Bahkan, di beberapa rumah, ada kebiasaan di mana anak-anak membantu menyiapkan bubur sumsum, menciptakan interaksi yang mempererat hubungan keluarga.
Di era modern ini, banyak makanan baru bermunculan sebagai pilihan takjil, tetapi bubur sumsum tetap bertahan.
Kedai-kedai dan pedagang kaki lima masih setia menyajikannya, bahkan dengan berbagai inovasi seperti tambahan durian, pandan, atau bahkan boba.
Namun, bagi banyak orang, bubur sumsum klasik tetap menjadi favorit karena lebih dari sekadar makanan. Ia bisa menjadi kenangan, tradisi, dan bagian dari identitas budaya kita.
Ketika Ramadan tiba dan bubur sumsum hadir di meja berbuka, ingatlah bahwa di balik semangkuk hidangan sederhana ini, ada sejarah panjang dan kehangatan yang mengikat kita dengan keluarga dan tradisi.
Sebab, berbuka bukan hanya soal mengisi perut, tetapi juga tentang merayakan kebersamaan yang semakin langka dalam kehidupan modern.
Content Competition Selengkapnya
MYSTERY TOPIC
Bercerita +SELENGKAPNYA
Ketemu di Ramadan

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.
Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025