Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Guru

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Ambil Cuti Kerja Khusus untuk Ibadah I'ktikaf

2 Mei 2021   17:32 Diperbarui: 2 Mei 2021   17:41 1295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masa masa indah selama pengabdian sebagai aparat pemerintah adalah cuti.  Diberi kebebasan tidak masuk kantor selama 12 belas hari kerja. Ya jatah liburan bersama keluarga setahun sekali itu dinikmati sebagai perentang lelah.  Lelah bekerja sepanjang tahun kini saatnya berdarmawisata.

Itulah masa indah nan tak akan terulang lagi ketika memasuki usia pensiun.  Tahun 2010 terasa berlalu seperti baru kemarin.  Hampir 11 tahun tidak memiliki lagi hak cuti. Ya ialah bersebab semua penanggalan  kalender rumah berwarna merah.  Hal itu barmakna silahkan pak pensiunan ber cuti ria sepanjang tahun sesukanya asalkan duitnya ada.

Kali ini awak akan cuti.  Cuti pensiunan berusia 69 tahun adalah istirahat sejenak dari kegiatan bersosial media. Hitungannya bukan lagi 12 hari tetapi cukup 10 hari saja.  Sepuluh hari di sepertiga akhir Ramadan 1442 Hijriah.  Katakanlah cuti yang sudah dilaksanakan seperti tahun lalu itu bernama Iktikaf.

Kosentrasi meningkatkan kualitas ibadah dengan cara menghidari hiruk pikuk kehidupan dunia. Allah SWT menjanjikan hadiah istimewa berbentuk satu malam nan bernilai pahala 1.000 bulan.  Itulah malam Lailatul Qadar yang hanya ditemui   di sepuluh hari terakhir ramadan.

Dalam kitab Al-Quran surat Al Qadr (97) ayat 1-5 berbunyi

Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al Quran) pada malam lailatul qadar. Tahukah kamu, apakah malam qadar itu? Malam qadar adalah lebih baik daripada seribu bulan.

Tidak mempersoalkan jatuhnya malam Lilatul Qadar pada hari ganjil atau  genap.  Kata Ayahanda Haji Dahlan bin Affan (Alm)

" Anak ku,   Niatkan Iktikaf semata mengharap Redha Allah  SWT dan dawamkan seperti di contohkan Rasulullah Nabi Muhammad SAW.  InshaAllah di malam malam tenang merupakan  nikmat karunia  menghampiri umat nan ikhlas tekun beribadah"

Alhamdulillah tahun lalu tepatnya 1441 Hijriah atas se izin Allah SWT iktikaf terlaksana sempurna.  Bersebab di masa pandemi covid 19 maka ritual ibadah terlaksana di kediaman Perumahan Bumi Harapan Permai Kelurahan Dukuh Kramatjati Jakarta Timur. Berlanjut tahun ini iktikaf tak dilaksanakan dimasjid, Dianggap keadaan darurat cukuplaksanakan di rumah saja.

Terkait 10 hari beribadah full siang malam 24 jam sehari semalam bila dihitung hitung dau setengah persen dari jumlah hari dalam setahun. 365 bila di hitung 2,5 % maka jumlah hari 10.  Oleh karena itu seperti juga zakat yang perhitungan 2.5 persen dianalogikan ke i'ktikaf sepuluh hari persembahkan penghambaan totalitas ke hadirat Allah SWT. 

Keluarga menyiapkan 1 kamar khusus.  Melepaskan diri dari kegiatan dunia dengan cara meng non aktifkan telepon seluler.  Bisa jadi inilah cara terbaik agar ibadah tidak terganggu.  Tidak juga mengikuti berita dari media massa serta meninggalkan segala sesuatu kegiatan yang tidak berlaitan dengan iktikaf.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun