Trainer Hypnosis, Master Hypnotherapist, Professional Executive, Founder Rumah Hipnoterapi, Founder Mind Power Master Institute, Ketua DPD Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI)
Memahmi Hakikat Memaafkan yang Sesungguhnya
Momen lebaran sangat identik dengan aktivitas saling memaafkan. Semua umat muslim berusaha untuk kembali suci dengan cara memaafkan. Namun faktanya tidak semua orang mudah memaafkan.
Dalam sebuah hadis Rasulullah pernah menjelaskan bahwa ada 3 perkara yang akan mempermudah atau melancarkan urusan kita di akhirat kelak. Kalau kita menjalankan 3 hal ini, maka niscaya kehidupan kita akan tenteram.
Pertama, gemar memberi kepada orang lain tanpa mengharap imbalan. Bersedekah dan membuat orang lain bahagia ialah perbuatan yang sangat disenangi oleh Allah Swt. Karena setiap sedekah yang kita lakukan bisa menjadi penggugur dosa-dosa yang pernah ada.
Kedua, suka mengunjungi orang lain atau bersilaturahmi termasuk kepada orang yang jarang ditemui. Bersilaturahmi bisa memberikan dampak positif diantaranya melapangkan rezeki, menjaga kerukunan dan keharmonisan serta memperpanjang umur.
Ketiga, memaafkan kesalahan orang lain tanpa menunggu orang tersebut meminta maaf. Memang terkadang memaafkan bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Apalagi jika kesalahan tersebut benar-benar sangat menyakiti.
Lalu bagaimana caranya memaafkan yang benar?
Sebelum itu mari kita terlebih dahulu memahami apa sih sesungguhnya yang disebut dengan memaafkan.
1. Memaafkan bukan melupakan
Setiap manusia mempunyai tempat untuk menyimpan memori peristiwa-peristiwa yang pernah dialami sejak dulu hingga sekarang. Semua memori itu tersimpan dengan sangat rapi di dalam ingatan.
Ketika suatu peristiwa yang terjadi memiliki muatan emosi yang kuat, maka ingatannya pun juga semakin kuat. Sebagai contoh, Anda pasti bisa mengingat saat sedang berwisata ke suatu tempat yang membuat Anda bahagia. Pada saat Anda merasakan kebahagiaan ketika mengingat memori itu, artinya Anda sedang mengakses ingatan yang membahagiakan.
Lawan dari emosi kebahagiaan (positif) adalah muatan emosi-emosi negatif misalnya kesedihan, kepedihan, ketakutan, dendam, ketidakadilan hingga rasa sakit hati.