Theodorus Tjatradiningrat
Theodorus Tjatradiningrat Pemuka Agama

Saya seorang yang suka membaca, menonton film (sendiri atau bersama keluarga) dan ngopi bareng teman-teman di kala senggang. Saya senang bergaul dengan semua orang dari berbagai kalangan karena saya dapat belajar banyak hal dari mereka.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Siaga 1, Darurat Takjil!

16 Maret 2024   16:53 Diperbarui: 16 Maret 2024   17:58 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siaga 1, Darurat Takjil!
Ilustrasi keramaian di tempat penjualan takjil. Sumber: triptrus.com

Kompasianer, kali ini saya mau menulis yang ringan-ringan aja ah... Beberapa hari ini viral di media sosial, khususnya di TikTok mengenai takjil. Video-video segera beredar dengan tema yang seragam yaitu mengenai serbuan Nonis (sebutan netizen bagi warga yang non Islam) di tempat-tempat penjualan takjil pada jam di mana umat Islam masih berpuasa sementara waktu berbuka puasa masih beberapa jam lagi. 

Saya menonton video-video dan membaca tulisan-tulisan netizen yang beraneka ragam sambil tertawa sendiri, isteri saya pun demikian. Tentu saja konten-konten tersebut berisi guyonan dan hiburan semata, tidak ada yang serius dalam menanggapi komentar-komentar, baik dari pihak umat Islam maupun pihak Nonis.

Siaga 1, darurat takjil! Demikianlah kesimpulan para vlogger dan tiktoker di dalam konten-konten lucunya. Mereka merasa selalu tertinggal ketika berburu takjil dan harus pasrah dengan mendapatkan yang tersisa setelah diborong Nonis. Mereka di satu sisi mengharapkan agar Nonis tidak mencuri start ketika membeli takjil dan di sisi lain mengingatkan sesama muslim untuk belajar sabar dan ikhlas dalam menghadapi kenyataan karena untuk itulah mereka berpuasa.

Meskipun darurat takjil hanyalah guyonan ala netizen, namun inilah bentuk toleransi yang dipertontonkan umat Islam di Bulan Suci Ramadhan. Setelah situasi memanas pasca pilpres, anak-anak bangsa kembali pada persatuan dan kesatuan, dan takjil menjadi media silaturahmi yang mendinginkannya. 

Ah, indahnya Indonesia yang aman dan damai, indahnya kebersamaan serta toleransi antar umat beragama. Dan kali ini, kita yang Nonis diminta bertoleransi soal takjil: jangan membeli takjil sebelum jam 5 sore dan jangan memborong takjilnya! Hahaha...

Benarkah darurat takjil? Ah, sekali lagi ini hanyalah guyonan belaka. Memang benar para penjual takjil di dekat rumah saya sudah membuka lapak sejak jam 2 siang, dan barusan (jam 2.30 siang) sebelum menulis artikel, saya yang Nonis ini sempat membeli beberapa macam takjil: kolak, kue lupis, piscok, risoles, pastel dan kue talam masing-masing 5 porsi dan 5 potong aja kok hehehe... Tapi, tenang aja, stok takjil banyak dan warga muslim yang membeli jauh lebih banyak daripada yang dibeli Nonis. Seru aja sih ikutan berburu takjil bersama dengan warga muslim, dan hal ini telah menjadi budaya di Indonesia. Kiranya keceriaan ini berlanjut sampai Hari Raya Idul Fitri ya!?

Akhirnya, selamat menjalankan ibadah puasa di Bulan Suci Ramadhan bagi ayah kandung saya, ibu sambung dan adik-adik saya yang di Jakarta maupun yang di Amerika, bagi keluarga besar saya, bagi para sahabat dan tentu saja bagi Kompasianer semuanya. Semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT dan menjadi berkah bagi sesama. Amin.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun