Senang untuk belajar dan belajar untuk senang | Instagram @titoadamp | Email titoadamp@gmail.com
Sound of Borobudur, Ketika Musik Indonesia Mengalun untuk Dunia
Dengan pembuktian secara langsung ini, sudah jelas menunjukkan jika Borobudur pusat musik dunia. Ini mengingat alat musik yang tertampil di relief Borobudur jelas sudah ada sebelum Candi Borobudur berdiri.
Seperti dilansir dari laman web Sound of Borobudur Movement, ini memberitahukan kepada kita bahwa bangsa Indonesia mempunyai banyak warisan nilai dan tatanan diri, kemasyarakatan, kenegaraan dan tatanan untuk pengelolaan alam secara seimbang.
Gerakan Sound of Borobudur sendiri merupakan gerakan lintas suku/etnis, lintas agama, lintas disiplin ilmu, lintas bangsa. Harapannya, gerakan kebangsaan melalui budaya ini ditujukan agar warga Indonesia bisa kembali menjadi jati diri manusia Indonesia.
Menurut laman web Borobudur Park, Candi Borobudur dibangun sebagai tempat pemujaan Budha dan tempat ziarah. Tempat ini berisi petunjuk agar manusia menjauhkan diri dari nafsu dunia dan menuju pencerahan dan kebijaksanaan menurut Buddha.
Selain itu ada 3 zona yang terdapat di dalam Candi Borobudur, zona pertama yaitu Kamadhatu (alam dunia yang terlihat dan sedang dialami oleh manusia sekarang), zona kedua yaitu Rupadhatu (alam peralihan, dimana manusia telah dibebaskan dari urusan dunia).
Sedangkan zona ketiga yaitu Arupadhatu (alam tertinggi, rumah Tuhan). Selain itu, di dalam Borobudur terdapat 504 Buddha dengan sikap meditasi dan enam posisi tangan yang berbeda di sepanjang candi.
Saat restorasi awal abad ke 20, ditemukan dua candi yang lebih kecil di sekitar Borobudur, yaitu Candi Pawon dan Candi Mendut yang segaris dengan Candi Borobudur. Candi Pawon berada 1.15 km dari Borobudur, sementara Candi Mendut berada 3 km dari Candi Borobudur.
Namun, meski terdapat kepercayaan bahwa ada hubungan keagamaan antara ketiga candi tersebut namun masih belum diketahui secara pasti proses ritualnya.