Senang untuk belajar dan belajar untuk senang | Instagram @titoadamp | Email titoadamp@gmail.com
Bagaimana Jika Kesalahan Kita Tidak Dimaafkan? Begini Menurut Islam
“Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kerabat(nya), orang-orang miskin, dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
Dalam surat tersebut juga diterangkan jika Allah adalah Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Allah saja mau memaafkan segala dosa-dosa umat manusia di muka bumi, termasuk dosamu. Lalu kenapa kamu tidak mau memaafkan?
Sedangkan dalam Al Qur'an Surat Ali ‘Imran ayat 134, bahwasanya seorang Muslim yang bertakwa dituntut atau dianjurkan untuk mengambil paling tidak satu dari tiga sikap dari seseorang yang melakukan kekeliruan terhadapnya, yaitu menahan amarah, memaafkan, dan berbuat baik terhadapnya.
“(Yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.” (QS Ali Imran: 134)
Jika hal ini masih belum bisa menenangkan hatimu yang penuh emosi kepada seseorang hingga tidak mau memaafkannya, cobalah belajar dari cerita Nabi Yusuf selama hidupnya.
Dalam laman webnya, nu menyampaikan, Nabi Yusuf adalah korban kezaliman luar biasa yang dilakukan oleh saudara-saudara kandungnya sendiri karena merasa tidak diperlakukan sama baiknya oleh orang tua.
Mereka dengan sengaja bermaksud menyingkirkan Yusuf dengan memasukkannya ke dalam sumur. Sebelumnya bahkan mereka menyiksa Yusuf terlebih dahulu dan tak menghiraukan permintaan tolongnya.
Di fase kehidupan berikutnya, ia juga sempat menjadi budak yang diperjualbelikan di pasar budak hingga dipenjara atas sebuah tuduhan satu tindakan tak bermoral yang tak pernah ia lakukan.
Hingga suatu ketika, Nabi Yusuf menjadi seorang pejabat penting di Mesir. Ia memiliki kekuasaan dan pengaruh yang besar di negerinya. Ia menentukan banyak kebijakan publik bagi bangsanya.
Namun, meski dengan kekuasaan dan pengaruh besar itu, Allah menunjukkan kemuliaan dan kebesaran hati Nabi Yusuf.
Saat saudara-saudara Nabi Yusuf yang dulu telah membuangnya, datang ke Mesir untuk meminta pertolongan beberapa kali. Mereka diterima langsung oleh Nabi Yusuf, namun saudara-saudaranya tak mengenalinya karena menyangka Yusuf telah meninggal di dasar sumur itu.