Sebulan Berpuasa Susut 16 Kg
Tapi Bukan Karena Beribadah Melainkan Karena Sakit
Saya tidak tahu ,apakah orang yang berpuasa karena menjalankan Ibadah Puasa selama satu bulan,bobot tubuhnya juga menyusut atau tidak. Karena ada beberapa pendapat yang berbeda ,saat saya tanyakan kepada salah seorang anggota keluarga kami yang beragama Islam. Keponakan saya mengatakan,bahwa setiap tahun,usai menjalani Ibadah Puasa,tubuhnya menyusut beberapa kg ,tapi selang sebulan kemudian,setelah bulan Ramadhan berlalu ,bobot tubuhnya kembali normal .Tapi salah satu keponakan saya ceritanya malahan berbeda. Katanya setiap bulan puasa. bukan hanya pengeluaran yang membengkak,tapi sebulan puasa,malahan bobot tubuhnya bertambah,karena kebanyakan makan yang manis manis
Tapi tentu saja tulisan ini tidak akan membahas ,mana yang benar. Semuanya kembali kepada pribadi masing masing dan tidak ada orang yang berhak mengintervensi,bahwa puasa itu harus begini dan begitu. Semua sudah ada aturannya menurut ajaran iman masing masing.
Sehabis menjalani Ibadah Puasa tentu saja ,memiliki makna tersendiri. Dan sebagai outsider saya tidak berani membahas akan hal ini. Yang saya ceritakan adalah bahwa setelah saya "terpaksa" berpuasa ,karena sehabis dioperasi berkali kali,saya tidak bisa makan dan maag kambuh,maka bobot tubuh saya menyusut hingga tersisa 56 Kg. saja dari 72 Kg. Saat kembali ke Padang ,usai di Operasi di Rumah Sakit Mount Elisabeth. semua orang yang menengok saya kaget ,karena hampir tidak lagi mengenal wajah saya
Pelajaran Yang Dapat Saya Petik
Karena saya puasa karena "terpaksa" oleh kondisi kesehatan,tentu saja tidak dapat dibandingkan dengan orang yang puasa,karena menjalini Ibadah Puasa. Tapi tetap saja ada pelajaran berharga yang dapat saya petik dari "Puasa karena terpaksa " ini. Antara lain, saya baru sadar.bahwa ternyata memang benar seperti kata peribahasa :"Kesehatan memang bukan segala galanya dalam hidup ini,tapi bila kita kehilangan kesehatan,maka apapun yang dimiliki. tidak dapat lagi dinikmati secara maksimal. Pada saat maag saya kambuh,jangankan makan,minum saja masuk terus keluar lagi .Seenak apapun masakan yang disediakan,sama sekali tidak saya sentuh.
Terkapar di negeri orang dalam menghadapi operasi berkali kali seorang diri,sungguh menyebabkan pikiran saya melayang kehal hal yang menakutkan.Antara lain,terpikir oleh saya,seandainya operasi gagal dan saya tidak dapat pulang dalam keadaan hidup,kasihan isteri saya sendirian.'
Apalagi setelah operasi di Mount Elisabeth tidak sesuai harapan dan saya dirujuk ke Gleneagles Hospital untuk kembali menjalani operasi,sejujurnya nyali saya menciut Dan saat isteri saya menyenguk sesaat sebelum saya didorong ke kamar operasi,saya mengenggam tangan isteri saya dan seakan tidak ingin melepaskannya lagi.. Tapi syukurlah ,Tuhan masih mengizinkan saya kembali dalam keadaan hidup,walaupun tubuh saya merosot hingga tersisa 56 kg.
Walaupun saya tidak menjalani Ibadah Puasa dan terpaksa puasa karena kondisi kesehatan,tapi sebuah pelajaran berharga sudah saya jadikan prasati dalam diri,bahwa bila kita kehilangan kesehatan,maka apapun yang kita miliki,tidak lagi dapat dinikmati
Tjiptadinata Effendi