TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Konsultan

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Apakah Makrifat Sama dengan Mencapai Pencerahan Diri?

24 April 2022   22:09 Diperbarui: 25 April 2022   04:39 1012
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apakah Makrifat Sama dengan Mencapai Pencerahan Diri?
engligthenment-62656780bb4486114431ff33.jpg

Ket.foto: gambar buku ini hanya sekedar  ilustrasi untuk mendukung konten tulisan ini Dan sama sekali tidak dalam upaya promosi terselubung,karena sudah beberapa tahun tidak lagi dijual /dokumentasi pribadii

Mencoba Memahami Makna Yang Terkandung dari Kata Makrifat

Beberapa hari yang lalu,saya membaca salah satu  tulisan dari seorang Kompasianer,tentang "makrifat" Membaca tulisan ini,saya jadi ingat akan salah satu karya tulis saya yang diterbitkan oleh PT .Elekmedia Komputindo,yang berjudul :"Meraih kesuksesan lewat pencerahan diri:" Buku ini sudah sejak beberapa tahun lalu, sudah tidak lagi dicetak ulang oleh Penerbit. Begitu juga dengan karya tulis saya yang berjudul:"Enlightenment "

Sesuai dengan nokta Surat Perjanjian Kerja Sama, berarti Hak Cipta kembali kepada Pengarangnya,yakni saya sendiri. Buku ini sudah tidak ada lagi dijual ditoko manapun,jadi tulisan ini sama sekali tidak ada hubungan dengan "promosi terselubung" ataupun promosi terang terangan. Melainkan semata mata ingin memahami,makna yang sejatinya tentang kata :"Makrifat "ini.

Apakah dapat dimaknai dengan enlightenment?

Apakah sama intinya dengan yang dimaksudkan dengan "mencapai aktualisasi diri" atau "enlightenment ?" Hal ini semata mata tentang arti kata dari Makrifat dan sama sekali tidak menyangkut masalah agama,karena saya sama sekali tidak mendalami masalah agama ,apalagi tentang agama Islam.

Kembali Kejudul 

Berpuasa bukan hanya sebatas tidak makan dan minum,melainkan upaya mengontrol diri ,untuk tidak melakukan hal hal yang bertentangan dengan ajaran iman .Lebih lanjut dalam menjalani Ibadah Puasa,manusia diajak untuk merenungkan sejatinya tujuan hidup yang ingin dicapainya. 

Sekaligus mendalami pandangan hidup yang lebih luas ,meliputi kebesaran Tuhan dan alam semesta ciptaan NYA  Serta peran kita sebagai makluk ciptaan Tuhan dan aspek kehidupan manusia dalam memahami ,pesan :"Mustahil orang dapat mengasihi Tuhan yang tak kelihatan ,kalau dirinya tidak mampu mengasihi saudaranya yang tampak didepan mata. " 

Dalam upaya manusia meraih aktualisasi diri,diharapkan dapat memahami bahwa mengasihi Tuhan adalah bersifat vertikal dan horizontal. Vertikal dimaknai tegak lurus kepada Tuhan dan horizontal adalah sesama kita manusia .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun