Bangunlah Jembatan, Jangan Dinding Pembatas
Pesan Dalam Bulan Ramadan
Suatu waktu, saat saya dan isteri, duduk memancing di Swan Riveri. Kami berdua memang memancing sebagai refreshing .Bukan secara serius mau menangkap ikan. Jadi membawa dua kursi camping dan kail. kami duduk sambil melempar tali kail. Tiba-tiba ada yang datang sambil berucap "Assalammualaikum", dan saya jawab "Wa'alaikumsalam". Karena keduanya masih berdiri di belakang kami. Maka saya langsung meletakkan tali kail dan menyalami mereka keduanya sambil memperkenalkan diri. Mendengar saya menyebut nama saya "Effendi", keduanya agak heran. Maaf anda dari Turki? "tanya Mohammad Rofiq yang bertubuh besar. "Bukan, saya dari Indonesia." Jawab saya.
Mendengar saya dari Indonesia, maka Rofiq terus bercerita, bahwa ia dan temannya yang bernama Mohammad Syafei, datang ke Australia untuk urusan Syiar agama. Imam Masjid di sini adalah orang Indonesia, katanya sambil menyebutkan suatu nama. Namun saya tidak mendengarkan dengan jelas karena bunyi speed boat yang meraung-raung.
Saya meraas perlu menjelaskan bahwa saya bukan Muslim. Maka saya sampaikan :"I am sorry Mr.Rofiq, I am not Muslim".Ternyata Rofiq ketawa ngakak. Sambil bllang :"Mr. Effendi,you don't have to say sorry,cause you are not Muslim. We need to build a bridge not a wall " Anda tidak perlu minta maaf karena ananda non Muslim. Kita harus membangun jembatan,bukan dinding penyekat "
Menjadi Pelajaran Berharga
Kita harus membangun jembatan,bukan tembok pembatas. Kalimat sangat sederhana,tapi sangat mengena bagi saya pribadi. Terkadang menyaksikan penampulan seseorang, dalam hati sudah terburu buru men justice:"Tampangnya orang fanatik" Ee ternyata sama sekali bukan seperti yang dibayangkan.
Membangun jembatan untuk menghubungi semua perbedaan ,jauh lebih berharga ketimbang membangun dinding batas pemisah,nanya karena beda suku dan iman.
Hal ini,memperkaya khazanah ilmu kehidupan dalam diri kami berdua. Semoga tulisan sederhana ini,ada manfaatnya
Tjiptadinata Effendi