TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Konsultan

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Saat Kita Sibuk Mikirkan Masakan Enak, Jangan Lupa Jutaan Orang Mendambakan Makanan

5 April 2023   09:40 Diperbarui: 5 April 2023   09:46 710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat Kita Sibuk Mikirkan Masakan Enak, Jangan Lupa Jutaan Orang Mendambakan Makanan
miskin-utama-642cde54d500f60a39583412.jpg

dokumentasi pribadi

Dalam setiap harta terdapat hak orang lain (Bukan kata saya )

Walaupun saya non Muslim,tapi bukan termasuk tipe yang fanatik . Setiap Bulan Suci Ramadan ,dulu saya sering dengar Kotbah Subuh . Salah satu pesan yang  masuk kerelung hati terdalam adalah :"Dalam setiap hartamu,ada hak orang lain" Ini bukan kalimat saya,tapi saya tidak tahu siapa yang memiliki hak patent untuk kalimat ini. Agar jangan sampai disebut plagiat ,kalimat orang lain,maka saya cantumkan :"bukan kalimat saya"

Saya sering kali melakukan contemplasi diri,apa sesungguhnya yang dimaksudkan dengan kalimat ini? Saya mencoba memaknainya sesuai suara hati ,yakni :"Saat kita sibuk membahas,mie instant itu sehat atau tidak bagi kesehatan ? Atau menu apalagi untuk acara babuko basamo? Atau mungkin:"Mau makan ke restaurant mana ya? Rumah Makan Padang, Rumah Makan Sunda ? atau mungkin Chines restaurant? Masakan Korea?  Jangan lupa,bahwa diluar sana ada jutaan  orang yang sedang menambahkan sebungkus mie instant.

Jutaan orang yang sama sekali tidak sempat memikirkan ,makanan mana yang enak ,tinggi kolesterol atau enak tidak enaknya. Bagi mereka,asal ada makanan saja ,ya sudah disyukuri. Kami tahu persis ,apa namanya kelaparan. Karena sudah merasakannya selama tujuh tahun dalam perjalanan hidup kami.

miskin-sekali-642cdefd4addee74bd1dc3a3.jpg
miskin-sekali-642cdefd4addee74bd1dc3a3.jpg
dokumentasi pribadi

Balas Dendam Dengan Sesering Mungkin Undang Orang Babuko Basamo

Rasa sakit hati,karena selama kami hidup menderita,sangat minim perhatian,bahkan dari orang yang sering bercerita tentang kasih terhadap sesama,telah menimbulkan luka mendalam yang menganga dalam jiwa .Betapa dalam kemskinan dan kemelaratan,orang menengok kami bagaikan seonggok sampah.  Maka saat kami menemukan titik balik dalam kehidupan. .Sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan,kami lakukan" balas dendam" .Yakni dengan menjadi Sinterklas bagi semua orang.

Mulai dari mengundang orang untuk Babuko Basamo, makan siang bersama,makan malalm bersama ,dengan siapa saja dan dimana saja. Mungkin cara yang tidak tepat,tetapi setidaknya,kami sudah mengaplikasikan pesan :"Dalam hartamu ,ada hak orang lain "Walaupun mungkin cara dan gaya yang tidak pas. Tetapi setidaknya,kami mencoba untuk jangan rakus ,semuanya mau dimakan sendiri ,Sekurang kurangnya ,kami memberikan contoh teladan kepada anak  cucu dan cicit cicit kami,bahwa keindahah hidup tidak tergantung pada seberapa banyaknya harta yang dimiliki,tetapi seberapa banyak orang lain,yang ikut merasakan secuil kegembiraan hidup dari harta yang ada pada kami.

Hanya sebuah renungan kecil,sebagai refleksi diri pribadi.bukan dalam konteks menggurui siapapun

Tjiptadinata Effendi

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun