Monumen Bukti Indonesia Aplikasikan Hidup Bertoleransi
Sewaktu kami berdua masih aktif berkelana dari Sabang hingga Merauke, salah satu daerah yang sudah lama sekali ingin kami kunjungi, akhirnya jadi kenyataan.
Banyak saran dari nasihat dari teman teman,agar kami membatalkan rencana traveling ke Aceh.
To the point saja, karena kami berdua menyandang predicate 'double minoritas ". Yakni sudah Tionghoa, Katholik pula lagi. Begitu antara lain nasihat dari beberapa orang teman..
Tetapi sebagai orang yang terlahir di negeri Ini , sebelum era kemerdekaan, yakni era Dai Nippon tahun 1943. Kami berdua merasa diri sebagai orang Indonesia. Yang bebas mau berkujung kemana saja, selama tidak melanggar rambu rambu hukum. Karena itu kami berdua bertekad untuk tetap berkunjung ke Aceh
Dissmbut Hangat
Tiba di Bandara Aceh,kami dijemput oleh pak Asrul Adami dan pak Jasman. Sebelum diantarkan ke hotel, kami diajak. makan masakan khusus Aceh Tentu saja kami terima dengan segala senang hati. Usai makan, kami diantarkan ke Hotel Lading.
Kami diterima dengan sangat baik oleh Pak Haji,pemilik hotel tersebut. Kami istirahat Karena sore Hari akan dijemput untuk diajak jalan jalan.
Kami berdua sempat beristirahat sekitar satu jam. Tak lama kemudian kami dijemput oleh pak Asrul Adami dan Jasman.Diajak minum kopi luwak dan kemudian berkunjung ke Kampung Persahabatan Indonesia - Tiongkok