Supartono JW
Supartono JW Konsultan

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Menebar Kebaikan, Jadikan Tradisi, Budaya, Hobi

9 April 2022   00:01 Diperbarui: 9 April 2022   00:43 1262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menebar Kebaikan, Jadikan Tradisi, Budaya,  Hobi
Sumber: Kompas.com


Melakukan perbuatan baik, tidak harus menunggu hadirnya bulan Ramadhan, pun tidak perlu ada embel-embel dan alasan. Terlebih kini, sedang dalam bulan penuh berkah dan ampunan. Maka, setiap orang tentu akan berlomba-lomba menebar kebaikan sesuai dengan kemampuannya.

Sebab menebar dan berbuat kebaikan, mau kebaikan kecil, sedang, atau besar, pada dasarnya tidak butuh alasan dan butuh penilaian agar terlihat baik. Melakukan perbuatan baik juga bukan karena ada sesuatu tujuan terselebung di balik kabaikan yang diperbuat.

Tidak perlu juga meneladani pihak-pihak yang sekarang sedang sok berbuat baik kepada rakyat, tetapi di balik kebaikan itu ada sesuatu yang diharapkan karena ada kepentingan. Ada embel-embelnya. Ada konsekuensi yang disasar.

Dalam Al-Qur`an, (Al-Zalzalah: 7-8) disebutkan, "Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya, dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya."

Dari ayat tersebut dipahami bahwa perbuatan baik sekecil apa pun, ada balasanNya. Perbuatan jahat sekecil apa pun, juga ada balasanNya.

Sebagai obat

Pada dasarnya, perbuatan baik adalah wujud kasih sayang dan kepedulian terhadap sesama dan lingkungan. Bagi orang yang sudah terbudaya melakukan kebiasaan berbuat baik, bahkan menjadi semacam hobi, tentu karena mereka telah merasakan manfaat dan hal positif dari perbuatan baik yang ikhlas, tanpa ada tujuan terselubung dari perbuatan baiknya.

Karena, bagi orang yang terbiasa dan terbudaya melakukan perbuatan baik, perbuatan baik tak ubahnya sebagai obat,  di antaranya:

Pertama, perbuatan baik manjur mengatasi stres. Bila kita memiliki masalah yang sampai membikin stres, terapi paling manjur adalah berlomba untuk berbuat baik. Metode ini dapat membantu mengalihkan fokus dari permasalahan yang dihadapi. Karena melakukan perbuatan baik, tak uabhnya, kita sedang berbuat baik untuk diri sendiri. Efeknya, pikiran akan jadi lebih tenang serta bisa beristirahat sejenak dari berbagai beban yang dimiliki.

Hal ini sudah terbukti, banyak dilakukan olah orang-orang. Dan, faktanya, berbuat kebaikan bisa menjadi self healing untuk mengelola atau mengatasi stres.

Kedua, baik untuk kesehatan tubuh. Menebar kebaikan, membantu otak untuk menyalurkan energi positif ke seluruh badan. Otomatis, menolong organ tubuh lainnya, agar bekerja lebih baik serta tidak mudah sakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun