Refleksi dan Instrospeksi, Pengalaman dan Ilmu Mahal
Pengalaman dan ilmu mahal, yang sudah dapat dan menguasai, gunakan untuk kemaslahatan, bukan untuk kepentingan diri, apalagi mengelabui.
(Supartono JW.14042022)
Apakah orang yang telah membagi ilmu dan pengalaman kepada saya, masih ingat kepada saya? Saya akan selalu ingat kepada mereka, meneruskan mengamalkan serta membagi ilmu dan pengalaman kepada orang lain di jalan kemaslahatan sebagai bentuk ucapan terima kasih, balas budi, tak lupa saya akan selalu mendoakan mereka.
(Supartono JW.14042022)
Usai fase 10 hari pertama Ramadhan yang penuh hikmah dan berkah, saya coba merefleksi dan instrospeksi diri.
Saya coba singkirkan berbagai persoalan pribadi, keluarga, hingga masalah bangsa dan negara ini. Hasilnya, ada rasa syukur yang tak dapat dilukiskan dengan kata-kata atau apa pun.
Rasa syukur itu adalah tentang pengalaman dan ilmu yang saya dapatkan sepanjang hidup saya. Tanpa pengalaman dan ilmu yang saya dapat, mustahil saya dapat melangkah dalam kehidupan nyata di dunia sejauh umur saya sekarang.
Saya ingat mereka
Hingga detik ini, apa yang sudah saya raih baik dalam suka dan duka, semuanya karena andil orang-orang penting yang telah hadir dalam kehidupan saya. Karena merekalah, saya menapak sejauh ini.
Khusus hasil langkah-langkah saya yang maslahat dan positif untuk diri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara, semua itu adalah akibat dari pengalaman dan ilmu yang saya dapat dari para guru dan suhu saya. Guru di sekolah formal, dosen, hingga para suhu di kehidupan nyata, sesuai bidang yang saya geluti, hobi yang saya cintai.
Saya ingat satu persatu. Siapa yang kasih pengalaman dan ilmu tentang ini, siapa yang tentang itu, siapa yang kasih tentang nilai-nilai kehidupan, siapa yang kasih tentang nilai agama, nilai-nilai tradisi, budaya, pendidikan, sosial, olahraga, nilai pekerjaan, kekeluargaan, sampai nilai taktik, intrik, dan politik. Semua saya ingat.