Merindu Damai antara Cebong dan Kampret di Idulfitri Tahun Ini
Menatap Masa Depan dalam Dekapan Damai
Tak dapat disangsikan bahwa perdamaian memang diperlukan setelah sekian lama bangsa ini mengalami perpecahan karena berbeda pilihan politik, kebisingan demi kebisingan, hujatan demi hujatan telah mewarnai kehidupan berbangsa.
Padahal dahulu negeri ini dikenal dengan karakternya yang cinta damai, sopan santun serta ramah tamah, kemana semua itu rasa dan sikap yang mulia tersebut.Rindu damai ingin kita rasakan dan sesama anak bangsa tak harus saling berseteru.
Naif rasanya jika perbedaan politik malah menjadikan kita ibarat domba yang diadu, membenturkan kepala hingga akhirnya salah satu dari domba tersebut berlari dan menyatakan kalah, sedang yang menang pun mengalami kesakitan yang nyaris sama.
Kita tak ingin bangsa yang besar ini terus terusan bertikai, moment Iedul fitri tahun ini merupakan gerbang awal membuka kemungkinan saling berjabat tangan, saling tersenyum dan berangkulan kembali dalam damai yang nyata, bukan sebuah basa basi namun cara nyata menyatukan potensi bangsa tanpa memandang sudut politik dimana ia menentukan pilihan.
Iedul fitri kali ini pengen banget kembali melihat kedamaian yang hakiki, tak melulu berbicara tentang cebong dan kampret semata namun jauh dari itu yakni menemukan kesejatian rasa damai bagi bangsa Indonesia.