Lebih Mudah Mengatur Finansial Sehat Selama Ramadan Jika Uangnya Ada
Perilaku boros, kerap kalap, alih alih menahan nafsu di bulan suci, malah duit boncos alias cepat terkuras gara gara memperturutkan keinginan apa yang hendak di makan saat berbuka atau sahur.
Tiba tiba duit terasa menipis, perilaku kita lah yang menjadi penyebabnya, awal bulan, ketika masih suasana gajian dan tanggal muda, jor joran jajan hanya karena memuaskan lapar mata. Bahkan makanan yang sudah terbeli, jadi mubazir karena empunya makanan malah kekenyangan.
Suasana Ramadan mestinya cerdas mengelola keuangan, tidak terlalu boros dan berperilaku mubazir, ingat lho, mubazir itu temannya setan. Juga tidak pelit ekstrim, membatasi pengeluaran, kepada diri sendiri membatasi asupan, kikir kepada diri sendiri adah hal yang membagongkan.
Uang Receh Jangan di Sepelekan
Merasa nggak sih kerap menganggap enteng keberadaan duit pecahan berbentuk logam, meski uang tersebut masih sah sebagai alat pembayaran, berdasar Undang Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang mata uang.
Padahal uang receh bila di kumpulkan, menjadi nominal yang bikin geleng geleng kepala, acap kali abai dalam hal remeh temeh, padahal uang receh pun bisa di ploting untuk sehat finansial selama bulan Ramadan.
Merencanakan beli ini itu ketika Ramadan, bisa kita sikapi dengan rutin menyimpan uang uang recehan dari pengembalian, sumpah deh pernah ngalamin sendiri, iseng iseng ngumpulin duit recehan berbentuk uang logam.
Duit pengembalian dari jajan di warung, makan di warteg, beli bensin di SPBU, meski tak rutin setiap hari nyimpen duit logaman, tapi pas celengan dibuka, setelah di hitung duit yang terkumpul mencapai angka ratusan ribu.
Bahkan ada seseorang yang mampu beli motor secara tunai, duit yang di gunakan menembus motor di dealer ada duit logam yang tersimpan dalam karung, lagi pula Bank Indonesia sebagai lembaga otoritas keuangan di negeri ini, masih menerima penukaran uang logam.
Yuk kita sehatkan finansial di bulan Ramadan, janji ya tidak lagi menyia nyiakan uang logam, sekecil apapun nilai nominalnya, uang logam tetaplah alat pembayaran yang sah di negeri yang kita cintai.