Trian Ferianto
Trian Ferianto Auditor

Menulis untuk Bahagia. Penikmat buku, kopi, dan kehidupan. Senang hidup nomaden: saat ini sudah tinggal di 7 kota, merapah di 5 negara. Biasanya lari dan bersepeda. Running my blog at pinterim.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Memanfaatkan Teknik KonMori untuk Merapikan Barang Koleksi Anda

5 Mei 2021   18:05 Diperbarui: 6 Mei 2021   15:55 2368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memanfaatkan Teknik KonMori untuk Merapikan Barang Koleksi Anda
Buku Marie Kondo ini saya gunakan untuk 'menyeleksi' koleksi buku saya. | Dok. pribadi

KonMori menganjurkan pertimbangan yang lebih digunakan adalah pertimbangan intuisi: mana yang membuat Anda bahagia. Sebab, pada dasarkan kita mengoleksi barang-barang tertentu dengan tujuan membuat hati kita semakin riang gembira. Bukan sebaliknya.

Bagaimana jika sisi rasional kita berkata lain? Solusinya adalah mempertanyakan kembali apakah barang tersebut benar-benar bermanfaat untuk kehidupan kita? Apakah barang itu akan lebih berguna jika kita berikan kepada orang lain atau menjualnya saja.

Fase ini adalah fase Anda berdialog dengan diri sendiri. Menggembirakan atau tidak, penting atau tidak, benar-benar berguna atau tidak, dan pertimbangan-pertimbangan lain yang hanya Anda yang tahu jawabannya.

Sekali lagi, saran dari Marie Kondo yang paling utama adalah: mana yang paling terus membangkitkan kegembiraan Anda jika tetap menyimpan dan mempertahankannya?

4. Akhiri dengan Barang Koleksi yang Paling Sentimental

Ini adalah fase yang paling berat. Saya memahami karena saat saya mempraktikkan, saya juga mengalami proses ini. Kita sering susah sekali memutuskan untuk membuang sesuatu yang memiliki banyak kenangan, namun sebenarnya kita sudah tidak terlalu membutuhkan.

Solusinya adalah dengan memperbaiki cara pikir kita terlebih dahulu. Bahwa yang lalu biarlah berlalu. Masa lalu, seindah apapun itu sudah tidak bisa dijalani kembali jika itu malah menimbulkan kesedihan atau kenangan buruk. 

Maka yang kita pertahankan adalah barang-barang koleksi yang membuat kita selalu gembira, karena itu yang lebih berguna untuk kehidupan kita kedepannya.

Dengan menata kembali pemahaman, kita akah terbantu untuk 'menghadapi' barang koleksi yang bersifat emosional untuk lebih mudah memutuskan akan tetap mempertahankan atau menyingkirkan.

Solusi lainnya adalah dengan mempertanyakan, kita sebenarnya membutuhkan kenangannya saja atau memang barangnya? Kadang kita hanya perlu kenangannya saja agar kita terus ingat, dan tidak terlalu membutuhkan barangnya. 

Maka solusinya adalah cukup memfoto dan mengabadikan barang tersebut dalam bentuk lain yang bisa lebih mudah disimpan sekaligus mudah untuk dilihat kembali untuk membangkitkan memori kita.

Dengan "menyimpan" dalam bentuk foto, sebenarnya itu sudah cukup tanpa perlu menyimpan betulan barangnya. Sebab ternyata kita hanya perlu getaran sensasi memorinya alih-alih terhadap barangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun