UmsidaMenyapa1912
UmsidaMenyapa1912 Freelancer

Kami Instansi yang bergerak di bidang pendidikan

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Tradisi Pulang Kampung dan Esensinya

11 April 2024   00:32 Diperbarui: 11 April 2024   00:38 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi Pulang Kampung dan Esensinya
Ilustrasi: Unsplash

Demikian halnya di India, tradisi pulkam sering terjadi selama festival-festival agama seperti Diwali, Holi, Idul Fitri, dan Idul Adha, ketika orang-orang kembali ke rumah orang tua mereka atau ke kampung halaman untuk merayakan bersama keluarga besar.

Dengan demikian, tidak hanya umat Islam di Indonesia yang memiliki tradisi pulkam, di seluruh belahan dunia lainnya, pulang kampung ini layaknya sebuah fenomena universal bagi kemanusiaan yang mencerminkan nilai-nilai universal tentang kebersamaan, identitas, koneksi, dan pertumbuhan pribadi.

Momen pulkam mencerminkan esensi kebersamaan dan koneksi yang mendalam, di mana perjalanan fisik menjadi simbol perpaduan emosional dengan keluarga, teman-teman, dan komunitas.

Pulang kampung, sebuah refleksi diri

Ilustrasi: Unsplash
Ilustrasi: Unsplash

Lebih dari sekadar mengenang akar budaya dan tradisi, pulkam juga merupakan waktu refleksi pribadi, di mana seseorang dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang pertumbuhan pribadi dan membangun kembali hubungan yang kuat dengan orang-orang terdekat, sekaligus memaafkan dan diterima. Hal ini juga menjadi momen berbagi kebahagiaan dan merayakan kenangan bersama, menciptakan ikatan yang tak ternilai dengan masa lalu dan masa kini.

Secara keseluruhan, pulang kampung merupakan sebuah fenomena sosial-budaya yang dilakukan secara periodik, siklis. Ini merupakan manifestasi dari nilai-nilai keluarga, keterikatan emosional, dan kebutuhan akan hubungan sosial yang kuat dalam kehidupan manusia.

Hal utama yang melatar belakangi pulang kampung ini adalah keterikatan emosional dengan keluarga dan teman-teman di kampung halaman yang sering kali sangat kuat. Rasa cinta, rindu, dan nostalgia terhadap tempat-tempat di mana mereka dibesarkan dan orang-orang yang mereka kenal sejak lama menjadi dorongan yang kuat untuk pulang kampung. Bahkan mereka yang tidak pulang kampung pun diklaim sebagai orang yang tidak tahu diri; durhaka terhadap asal muasal mereka.

Selain bernuansa rasa cinta dan rindu, pulang kampung pun didasarkan pada momen-momen penting dalam hidup, seperti perayaan hari raya, ulang tahun, pernikahan, dan acara-acara keluarga lainnya yang membuat orang-orang ingin berkumpul bersama keluarga dan teman-teman di kampung halaman. Hal ini memberikan kesempatan untuk merayakan bersama dan membangun kenangan yang berharga.

Namun bagi banyak orang yang tinggal jauh dari keluarga dan kampung halaman mereka, baik merantau maupun karena pekerjaannya, pulang kampung adalah cara untuk mengurangi rasa sepi dan kesendirian. Berkumpul dengan orang-orang yang mereka cintai dan kenal dengan baik dapat memberikan dukungan emosional dan kebahagiaan.

Baca juga: 7 Tips Mudik Lebaran Nyaman dan Aman dari Dosen Umsida

Mempererat hubungan sosial

Ilustrasi: Unsplash
Ilustrasi: Unsplash

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun