Serunya Puasa Zaman Dulu
Setelah mendengar atau membaca kalimat yang menyinggung masa kecil, saya selalu merasa menjadi generasi atau kelompok yang paling beruntung.
Saya termasuk kelompok Gen-X, yaitu orang yang terlahir di periode tahun 1965 sampai 1980, atau sekarang berusia 40-55 tahun.
Mengapa saya menyebut sebagai generasi atau kelompok yang paling beruntung?
Karena, orang-orang dari Gen-X lah yang telah merasakan perubahan zaman, terutama dari sisi budaya dan teknologi. Bahkan sampai sekarang kami dari Gen-X masih sehat, masing memungkinkan menjadi saksi perkembangan teknologi yang lebih canggih lagi.
Sebut saja misalnya budaya atau teknologi berkirim pesan tertulis. Kami merasakan dari menggunakan surat, baik menggunakan perantara (teman) atau melalui kantor POS. Kami juga merasakan teknologi Telegram, untuk berkirim berita jarak jauh, yang menggunakan kode Morse. Lalu teknologi Faximile, di mana surat (dokumen) yang akan dikirim cukup dimasukin ke mesin Fax, dan nanti di tempat tujuan surat (dokumen) itu akan keluar dari mesin Fax yang ada di sana.
Teknologi seluler muncul dengan handphone-nya. Kami pun merasakan berkirim pesan lewat SMS (Short Message Service). Setelah ada internet, kami menggunakan email atau surat elektronik untuk berkirim dokumen. Dan terakhir, sekarang ini, kami menikmati berkirim pesan, pun dokumen, melalui chatting di messanger.
Begitu juga dalam perkembangan teknologi media penyimpan data portable. Kami merasakan menyimpan data di disket yang sebesar piring kue, lalu disket berbentuk kotak, kemudian VCD, berkembang ke DVD, dan sekarang falshdisc. Sekarang malah tidak perlu media karena data dapat disimpan di cloud.
Itu hanya dua contoh perkembangan teknologi yang kami, Gen-X, menjadi saksi hidup saat teknologi yang muncul mematikan teknologi sebelumnya. Kami merasa beruntung, karena kami yakin perubahan-perubahan teknologi dan budaya tersebut tidak dirasakan oleh generasi setelah kami. Termasuk kebiasaan-kebiasaan yang kami lakukan saat di bulan Ramadan.
Kami pun yakin asyiknya kegiatan-kegiatan di bulan Ramadan zaman dulu tidak dapat lagi dirasakan oleh anak-anak sekarang. Saya akan menyebutkan beberapa kegiatan asyik itu, sambil mengenang ke kehidupan saya 45 tahun yang lalu, atau saat masih SD.
Keramas bareng di sungai
Ada kepercayaan yang dulu disampaikan guru ngaji saya, bahwa sehari sebelum masuk bulan Ramadan, kita harus membersihkan tubuh. Sehingga di sore hari, sehari sebelum puasa, saya dan teman-teman pergi ke sungai untuk mandi + keramas. Tentu saja, saat tiba di sungai aktivitas kami bukan cuma mandi, tetapi keseruan-keseruan lain yang Anda dapat membayangkannya jika sekelompok anak kecil mandi bareng di sungai.