Bukan hanya Tubuh, Keuangan pun Harus Sehat Selama Puasa
Selain zakat fitrah yang wajib dikeluarkan di bulan puasa, banyak juga yang menjadikan bulan puasa sebagai waktu haul zakat tahunan, seperti zakal harta (mal), zakat perdagangan, zakat profesi (bagi yang membayar tahunan), dan zakat yang lainnya. Selain itu, karena bulan puasa menjadi momen yang tepat beribadah (ada pelipatgandaan pahalanya), infak atau sedekah pun kita perbanyak. Misalnya memberi makanan berbuka untuk anak-anak yatim, atau sedekah yang lainnya. Walaupun itu hal ibadah, tidak perlu dihitung-hitung pengeluarannya, tetap saja real-nya itu adalah pengeluaran yang harus kita hitung.
5. Kegiatan sosial
Selama bulan puasa, banyak kegiatan sosial yang diadakan seperti buka puasa bersama dengan rekan kerja, teman komunitas, atau alumni sekolah. Kegiatan-kegiatan tersebut tentu menyebabkan biaya tambahan.
6. Baju lebaran
Walaupun bukan suatu keharusan. Namun, persepsi masyarakat masih mengidentikkan lebaran itu sama dengan baju baru. Maka, mau tidak mau kita pun harus 'ikut arus'. Semakin banyak anggota keluarga, semakin banyak dana yang dibutuhkan.
7. Mudik
Serasa tidak sempurna kalau lebaran tidak di kampung halaman. Apalagi kalau orangtua masih ada. Maka mudik menjadi 'ibadah' tambahan di bulan Ramadan. Perlu biaya tidak sedikit untuk mudik, semakin jauh akan semakin banyak. Dan yang dibutuhkan bukan hanya untuk perjalanan pulang kampung, tapi juga untuk membeli oleh-oleh yang akan dibawa ke kampung halaman.
Biaya untuk ketujuh poin di atas tentu saja tidak sedikit. Lalu bagaimana mengantisipasinya supaya keuangan tetap sehat?
Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu menjaga keuangan tetap sehat selama bulan puasa.
1. Membuat rencana anggaran
Idealnya artikel ini ditulis sebelum memasuki bulan Ramadan. Semua pengeluaran di atas masing-masing harus direncanakan anggarannya, dan disiapkan sebulan sebelum bulan Ramadan.