Utris Sutrisna
Utris Sutrisna Guru

saya seorang pengajar yang tertarik dengan dunia tulis menulis, pengembangan diri dan motivasi

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Mempelajari Growth Mindset dari Perjuangan Bilal bin Rabah saat Masuk Islam

28 Maret 2024   08:35 Diperbarui: 28 Maret 2024   08:41 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mempelajari Growth Mindset dari Perjuangan Bilal bin Rabah saat Masuk Islam
Ilustrasi: www.freepik.com

 

Siapakah Bialal bin Rabah?  Bilal merupakan satu-satunya Assabiqunal Awwalun yang berasal dari golongan budak kulit hitam. Nama lengkapnya adalah Bilal bin Rabah Al Habasyi. Ibunya adalah kelompok hamba sahaya milik dari seorang pimpinan Quraisy, Umayyah bin Khalaf. Sehingga iapun menjadi budak dari bani umayah. Suatu hari Bilal mendengar tentang Islam dan menemui Nabi Muhammad SAW untuk mengikrarkan dirinya masuk Islam. Ketika Bilal masuk Islam statusnya saat itu masih belum merdeka. Ia masuk islam secara diam-diam, kemudian upaya masuk Islam diam-diam yang dilakukannya gagal karena majikan dan orang kafir Mekah mulai menyiksanya setelah mengetahui kabar tersebut.

Bahkan Bilal bin Rabah adalah satu-satunya Assabiqunal Awwalun yang mendapat siksaan paling berat dari kafir Quraisy. Salah satu tindakan majikannya Umayyah bin Khalaf adalah menjemur Bilal di padang pasir yang kering tanpa sehelai pakaian. Belum lagi dadanya terluka oleh batu yang sangat besar. Mereka menyiksa Bilal dengan maksud menggoyahkan keimanannya dan menentang ajaran Rasulullah SAW. Namun, keyakinan Bilal bin Rabah tidak tergoyahkan oleh siksaan yang keras dan kejam yang mereka berikan. Ia terus berpegang teguh pada agama Allah SWT. Hingga akhirnya, Bilal dimerdekakan oleh Abu Bakar As Shiddiq setelah ia membeli Bilal dari Umayyah.

Perjuangan Bilal bin Rabah masuk islam sangatlah tidak mudah, apalagi saat itu Bialal adalah budak dari bani umayah, sehingga mendapatkan siksaan yang sangat keras dan kejam dari majikannya. Namun hal itu benar-benar sama sekali tidak menggoyahkan seorang Bilal bin Rabah untuk msuk islam, Hal tersebut menunjukkan bahwa seorang bilang memiliki sikap yang pantang menyerah, tangguh, konsisten, dan berusaha menjadi yang terbaik menurut versinya sendiri samapai akhirnya Bilal msuk islam.

Sikap Bilal bin Rabah yang seperti itu merupakan ciri-ciri dari orang yang memiliki growth mindset, kita bisa mengambil hikmah dari ketangguhan bilal, dan sikap pantang menyerah. Saat kita memiliki keyakinan yang benar, untuk mencapai suatu tujuan, maka kita harus konsisten dan pantang menyerah untuk terus berusaha melakuakannya, jangan takut gagal, walaupun banyak halangan dan rintangan yang tidak mudah didalam prosesnya, kita harus tetap tangguh, dan pantang menyerah menghadapi setiap tantangan yang ada sampai tujuan kita tercapai.

Dengan sikap dan karakternya itu, Allah harumkan namannya sampai hari ini. Dia dikenal sebagai muadzinnya rasul dengan suara yang sangat merdu.

Referensi

https://www.kompasiana.com/utris091/64a2e15108a8b558c4483092/mempelajari-growth-mindset-dari-kisah-nabi-adam-as

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5963686/kisah-bilal-bin-rabah-orang-pertama-yang-mengumandangkan-azan-di-dunia

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun