REFLEKSI BUKU PERTEMUAN MISIONARIS DENGAN ORANG YALI, DAMAI DI PEGUNUNGAN PAPUA
Buku yang bagus adalah buku yang sudah sudah membaca, "NOE A.. untuk bukunya, Kaka Besar N:P
Refleksi Oleh :Melky
Terimakasih untuk penulis buku pdt.Dr Siegfried Zollner. Yang juga menjadi tokoh perdamaian bagi orang yali anggruk dan Aphapsili. Selama berabad-abad orang orang yali hidup dalam bermusuhan tidak terlepas juga dengan situasi dunia luar yang hidup juga hampir sama yaitu perang sesama manusia adalah jalan satu-satunya bagi kehidupan nenek moyang mereka dulu, untuk untuk dominasi tempat tersebut, mereka tunjukan kekuatan fisik nyata terhadap yang lain untuk buktikan bahwa suku A paling kuat dari suku B. Hal inilah yang membuat dunia mencari solusi terbaik untuk hidup saling rukun, menghargai nilai-nilai kemanusiaan yang lebih tinggi. Dari proses yang panjang di dunia Eropa dan dunia luar kehidupan orang yali juga aktif dalam kegiatan sehari-hari mereka. Misalnya berkebun,bercocok tanam,perburu dan perang.
Bagian I
Sebelum pemerintah Belanda Dan Misionaris Di Yalimo
Dari hari ke hari orang yali tidak mengenal dengan dunia luar, mereka tau tentang sejarah pohon yeli tentang asal mula manusia di dunia versi orang yali bahwa manusia yang pergi pada zaman dahulu kala akan kembali suatu saat nanti di daerah yali. Dan kepercayaan itu terus berdiskusi dengan generasi ke generasi untuk terus mengingat bahwa suatu saat akan ada orang yang datang. Orang yali tidak tau bahwa tidak ada suku bangsa lain selain tiga suku besar yang ada di pegunungan papua, jadi waktu itu orang yali hanya mengenal suku Selain Suku Yali HUBULA dan LANNY.
Aktivitas sehari-hari mereka sangat sederhana dan seperti biasa yaitu Berkebun, peternak,perburu dan lain-lain. Aktivitas sehari-hari mereka yang paling sadis adalah saling membunuh dan saling memakan antara suku mereka sendiri. Dilihat dari sejarahnya orang yali sendiri bahwa mereka saling membunuh antara marga dengan marga, mereka tidak jauh dari asal usul sejarah. Saling bermusuhan antara kampung A dengan B hanya karena beberapa alasan yang mumbuat mereka bermusuhan. Bermusuhan juga di landasi dengan hukum orang yali atau ketika melanggar hukum adat yang sudah di tanamkan oleh nenek moyang. Yaitu jangan membunuh sembarang, jangan mengambil istri orang lain, jangan mengambil kebun orang lain dan lain-lain.Dahulu kala sebelum mengenal hukum dalam alkitab orang yali mempunyain hukum adat yang di sebut di atas, ketika melanggar hukum adat tersebut maka ada perang sesama kelompok A dan B.
Perang terus menerus terjadi ketika pihak sebelah merasa di korbankan oleh pihak sebelah, pihak yang di bunuh untuk di makan, mereka saling berbagi di satu kampung dan semua mendapatkan dan itu sudah menjadi tradisi, dan terjadi ketika ada sebab.
Bagian II
Zaman Belanda Dan Misionaris