Vera Verawati
Vera Verawati Lainnya

Kopi dan buku, serta menulis apa pun yang tergerak hati.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Subuh Saat Ramadhan di Desaku

21 Maret 2024   09:45 Diperbarui: 21 Maret 2024   10:08 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Subuh Saat Ramadhan di Desaku
Sepulang kuliah subuh dilanjutkannya dengan jalan pagi. (Dokumentasi penulis)


Desaku yang damai, keriuhan suara calung pembangun sahur sudah tak terdengar pada pukul 03.00 dini hari, semua ibu akan sibuk menyiapkan sahur di rumahnya masing-masing. 

Termasuk aku yang segera membangunkan kedua anakku untuk segera sahur. Lalu berbagi tugas agar pekerjaan menjadi lebih ringan.


Saat imsak tiba kesibukan sebagai seorang ibu berlanjut, segera menyelesaikan pekerjaan rumah sebelum subuh. Saat adzan memanggil semua sudah rapi.

 Setelah membersihkan diri segera kuambil mukena dan bergegas ke mushola yang jaraknya hanya beberapa langkah dari rumah.


Selesai salat subuh berjamaah, lanjut mendengarkan kuliah subuh. Tausiah yang biasa diadakan setiap ramadhan selama kurang lebih 30 menit saja. Namun ada yang hilang dari kebiasaan lainnya.

 Karena tidak terlihat anak-anak yang antri meminta tandatangan ustadz yang mengisi tausiah seperti jaman aku dulu.
Saat ini kuliah subuh di dominasi para orangtua saja, jarang sekali terlihat anak-anak. Sedangkan dulu justru sebaliknya, begitu ramai oleh anak-anak dan sedikit orangtua. 

Jaman sudah bergeser, pelan tapi pasti beberapa kebiasaan baik tergerus. Selesai salat subuh, masyarakat tidak langsung pulang.

Ritual lainnya yang terlihat lebih ramai dari biasaya adalah jalan pagi. Maka pada setiap ramdhan jalanan di desaku akan selalu ramai oleh jamaah yang pulang dari mushola atau masjid untuk sekedar olah raga ringan, sambil bersenda gurau. Sesaat melupakan pekerjaan  yang masih tersisa untuk sebagian orang.


Matahari terbit dengan wajah lebih cerah, ramadhan selalu istimewa. Dari hal-hal kecil menjadi menarik hingga pekerjaan yang biasanya terasa ringan namun menjadi lebih berat. Tapi antusias untuk menyelesaikan terasa membahagiakan.


Cerita tentang lebaran akan seperti apa, tak lagi menjadi pikiran yang membebani. Keajaiban-keajaiban ramadhan akan selalu hadir menghapus segala kehawatiran. Ramadhan kareem, akan selalu tercipta kenangan berbeda pada setiap tahunnya.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun