Kala hidup tak melulu soal merangkai kata yang indah, tetapi menulis kata yang tepat.
Mengapa Warga Jakarta Hobi ke Puncak Saat Liburan?
Panas, gerah, sumpek.
Itu yang dirasakan jika terjebak macet siang-siang karena one way Puncak Bogor.
Sabtu, 13 April 2024 pukul 4.00 pagi Tol Jagorawi menuju arah Puncak ramai dipadati kendaraan roda empat. Pagi hari menjadi waktu paling ideal untuk memulai perjalanan jika tidak ingin terjebak macet di Puncak. Ini adalah prinsip yang di pegang Ubaidah (51), saat melakukan perjalanan dari Jakarta menuju kota hujan tersebut untuk acara family gatheing.
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa Puncak Bogor selalu ramai pada pekan liburan. Seperti hobi, kendaraan dengan pelat B gemar sekali di jumpai di Jalan Raya Puncak tiap hari libur. Tingginya minat masyrakat kota ke Puncak Bogor ini mengakibatkan pembludakan hingga melahirkan sistem lalu lintas one way yang menjadi “musuh” terberat para pengunjung.
Ubaidah sendiri rutin berkunjung ke Puncak Bogor tiap tahunnya bersama keluarga besar. Lebaran kali ini menjadi tahun ke-8 wanita asal Jakarta tersebut mengunjungi Puncak untuk menghabiskan pekan lebaran bersama sanak keluarga. Bisa dikatakan, delapan tahun pengalaman menjadikan mereka tahan dan siap menghadapi kondisi jalanan di Puncak nantinya.
“Ini adalah tahun ke delapan kita bikin acara family gathering Puncak di hari raya, jadi kita mentalnya sih, mentalnya udah dipersiapkan. Akan kita hadapi macet, akan kita hadapi one way, akan kita hadapi segala macem kita udah prepare,” ujar Ubaidah mengenai gejolak lalu lintas Puncak.
Namun, Puncak memang tidak bisa ditebak.
Perjalanan yang seharusnya memakan waktu 10 menit berubah drastis menjadi 2 jam, jauh dari prediksi Ubaidah dan keluarga. Siapa yang menyangka jalan kecil yang mereka pilih untuk ke tempat penginapan akan dipenuhi kendaraan “buangan” akibat one way di jalur utama.
Terik matahari seperti menertawakan para pengendara yang tak bergerak kala itu. Para pengguna mobil meningkatkan suhu pendingin, ada juga yang memutuskan membuka kaca jendela, takut mesinnya kepanasan. Mereka yang di motor mengibas-ngibaskan tangan sambil mencari celah untuk pergi.