Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana
Sesegar Matahari Pagi, Sehangat "Teh Kayu Manis Jahe"
Akan tetapi karena ingin membuat teh kayu manis jahe, selagi panasnya masih terjaga saya menuangkannya ke dalam gelas berisi teh dan gula secukupnya. Sebaiknya gelas ditutup sebentar agar kandungan dan aromanya terjaga sampai saatnya diminum setelah berbuka puasa.
Bagaimana rasanya? Yang jelas saya menyenangi perpaduannya. Rasa yang dominan ialah sepat khas teh dan hangat jahe. Namun ada keunikan yang menyelinap dari kayu manis. Aromanya memberi ketenangan saat dihirup.
Tambahan gula memberi jejak manis di antara rasa teh, kayu manis, dan jahe. Kalau menghendaki rasa lebih alami penggunaan gula bisa dikurangi. Akan tetapi saya memilih menambahkan satu sendok makan gula pasir.
Pada penyajiannya, teh kayu manis jahe saya minum setelah perut terisi makanan dan minuman lain terlebih dahulu. Biasanya saya baru meminumnya 20-30 menit setelah berbuka puasa.
Begitulah kombinasi berjemur dan meminum teh kayu manis jahe saya jadikan sebagai salah satu cara untuk menjaga kondisi badan sekaligus mengusir gangguan sakit ringan saat berpuasa di tengah pandemi. Kebiasaan tersebut juga membantu saya mengoptimalkan waktu istirahat. Efek berjemur dan meminum teh kayu manis jahe membuat tidur lebih nyenyak. Tidur yang nyenyak dengan waktu yang cukup sangat berguna untuk menyiapkan sistem kekebalan dan metabolisme pada kondisi terbaiknya.
Selamat berpuasa. Mari manfaatkan secara optimal ibadah puasa Ramadan untuk memerangi pandemi Covid-19.