Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Administrasi

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Membuat Sendiri Es Buah "Hati-hati di Jalan"

11 April 2022   10:31 Diperbarui: 11 April 2022   10:44 2190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membuat Sendiri Es Buah "Hati-hati di Jalan"
Es Buah "Hati-hati Di Jalan" (dok.pribadi).

Sengaja saya meminjam judul hit milik Tulus, "Hati-hati Di Jalan" untuk menamai minuman segar ini. Alasan pertama karena saat membuatnya tempo hari saya ditemani lagu tersebut.

Lagunya sangat bagus. Tidak salah jika akhirnya "Hati-hati Di Jalan" mencetak rekor. Selain suara Tulus yang merdu dan melodinya yang asyik, liriknya pun manis. Padahal isi lagunya melankolis.

Membuat nyaman. Tulus memberi bukti bahwa kisah sendu tidak harus dibawakan dengan mendayu-dayu. Bukan mengumbar ungkapan pedih dan kecewa, Tulus memilih merayakan perpisahan dengan doa yang menenangkan: "Hati-hati Di Jalan".

Alasan kedua ialah karena es buah selama Ramadan banyak dijumpai di jalan. Penjualnya menjamur di mana-mana.

Sepanjang jalan sangat mudah menemukan gerobak-gerobak yang menggantung aneka buah di depannya. Barisan toples berisi potongan buah segar warna-warni berjejer di dalamnya. Tak hanya di gerobak, es buah juga ditawarkan dalam wadah-wadah besar yang transaparan sehingga dari jauh sudah terlihat menggoda.

Saat melintas di jalanan tersebut mau tidak mau konsentrasi akan teralihkan ke arahnya. Jika tidak hati-hati, laju kendaraan bisa menyenggol pengguna jalan lainnya. Oleh karenaitu, hati-hatilah di jalan saat melihat penjual es buah.

Semangka, nanas, dan sirup yang digunakan (dok.pribadi).
Semangka, nanas, dan sirup yang digunakan (dok.pribadi).
Hati-hati pula karena niat awal yang hanya ingin membeli makanan atau takjil seperlunya seringkali berkembang menjadi keinginan untuk membeli es buah juga. Godaan es buah itu nyata dan kuat.

Apalagi membeli es buah lebih praktis dan tidak merepotkan. Kita tidak perlu mengumpulkan aneka buah dan memotongnya sendiri. Tinggal tunjuk saja jenis buah yang diinginkan, penjual akan menyiapkannya dengan cepat.

Biasanya selama Ramadan penjual es buah mempersiapkan lebih dulu racikan dasarnya di dalam wadah-wadah plastik. Sehingga saat pembeli berdatangan tidak akan tergesa-gesa melayani. Tinggal menambahkan es batu dan pemanisnya saja.

Jangan lupa kelapa muda dan es batu (dok.pribadi).
Jangan lupa kelapa muda dan es batu (dok.pribadi).
Namun, soal pemanis kadang membuat saya kurang menyukai es buah yang dijual di jalan. Sebab pada umumnya penjual es buah menggunakan banyak pemanis. Lebih dari satu pemanis ditambahkan. Yakni, gula cair, sirup, dan kental manis.

Komposisi pemanis seperti demikian membuat es buah terlalu didominasi rasa manis yang cepat membuat eneg. Memang kepada penjual kita bisa memesan khusus agar gula atau sirupnya dikurangi. Bisa juga meminta tanpa kental manis. Akan tetapi seringkali kita membeli es buah dalam bentuk yang sudah siap dibawa pulang atau sudah diwadahi tertutup. Mau tak mau kita menerima apa adanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun