Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana
Tak Usah Pusing Cari Tempat Healing, Jenguk Saja Kampung Halaman
Sementara di pinggir jalan dekat ladang telah terparkir beberapa sepeda dan sepeda motor. Sepagi itu orang-orang di kampung sudah menyapa sawah dan ladangnya. Sedangkan pemilik gudang penampungan hasil panen telah bersiap menjemur gabah untuk dikeringkan.
Sepagi itu pula beberapa ibu pengurus rumah tangga yang setia telah menceburkan kakinya ke kali. Benar, hingga sekarang beberapa orang di kampung saya masih mencuci pakaian di kali. Jangan buru-buru menganggapnya jorok. Sebab kali-kali di utara kampung masih cukup jernih airnya. Yang mengalir di sana benar-benar air yang segar, bukan genangan pekat penuh sampah seperti yang lazim ditemui di kota.
Pemandangan semacam itu menjadi pengantar renungan yang lembut. Bukan untuk melamun, melainkan kontemplasi diri. Melihat orang-orang yang sejak pagi telah memupuki ladang dan mengairi sawah, tentu merekalah yang paling berjasa memberikan bahan makanan terbaik yang sehari-hari kita konsumsi.
Sedangkan kita masih asyik menikmati liburan. Kita yang sering menganggap diri sebagai orang kota lebih punya peran dalam kemajuan peradaban, sesungguhnya banyak menggantungkan hidup pada orang-orang di ladang dan sawah itu. Lantas mengapa kita sering menyombongkan diri? Pantaskah kita merasa lebih baik dan unggul dibanding saudara-saudara di kampung?
Maka kembali ke kampung halaman dan memandangi ladang serta sawah seringkali tak sekadar perjalanan healing dan refreshing. Melainkan juga momentum untuk memulihkan kesadaran diri agar menjadi manusia yang lebih baik.
Di utara kampung, saya selalu bisa berdiam hingga 2 jam lamanya. Banyak yang bisa dilakukan untuk menyerap ketenangan, kesegaran, dan keindahan di sana.
Memuaskan pandangan pada aneka kembang yang tumbuh di tepian sawah dan kali sangat mengasyikkan. Dari dulu saya menyukai bunga. Seorang teman yang banyak membaca kitab pernah berkata bahwa "wardhana" yang menjadi nama belakang saya mempunyai padanan makna "bunga" dan "indah" dalam bahasa sansekerta. Entah ia mengarang atau berkata sebenarnya.
Satu yang pasti setiap menjumpai bunga-bunga bermekaran memamerkan bentuk dan warnanya, saya senang mengamatinya. Sekalian menguji klaim kehebatan kamera smartphone yang dipunyai. Konon kamera HP sekarang dibekali lensa yang mampu mendeteksi keindahan bunga dan mengabadikannya lewat kemampuan macro.