Weni Fitria
Weni Fitria Guru

Memperkaya pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Tradisi Malamang dan Manjalang Mintuo yang Masih Ada di Sumbar Setiap Menjelang Ramadan Maupun Hari Raya

18 Mei 2020   15:26 Diperbarui: 18 Mei 2020   19:52 1171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi Malamang dan Manjalang Mintuo yang Masih Ada di Sumbar Setiap Menjelang Ramadan Maupun Hari Raya
Tradisi Malamang | Foto: Dok.Pri

Tak jarang tradisi malamang juga disertai dengan tradisi menjalang mintuo. Khususnya  jika memasak lemang ini dilaksanakan menjelang masuknya bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri. Dimana saat itu, juga berlangsung kebiasaan atau tradisi  manjalang mintuo.

Adakalanya masakan lemang ini yang ini yang dibawa sebagai hantara ketika melakukan tradisi manjalang mintuo.Namun adakalanya bukan lemang, tapi masakan lain seperti berbagai macam gulai dan masakan Minang lainnya. Bahkan tak jarang berupa kue-kue tertentu.

 

Manjalang Mintuo

Lemang yang sudah berada di rumah mertua dan siap disantap|Foto: Dok.Pri 
Lemang yang sudah berada di rumah mertua dan siap disantap|Foto: Dok.Pri 

Manjalang bisa diartikan mengunjungi atau menemui. Sedangkan mintuo berarti mertua. Dalam konteks ini, manjalang muntuo bermakna mengunjungi mertua  yang dilakukan pada hari tertentu. Biasanya saat akan memasuki bulan Ramadan dan saat Hari Raya.

Selain saat memasuki Ramadan dan Hari Raya, manjalang mintuo juga wajib dilakukan bagi pasangan yang baru menikah (penganten baru). Yaitu sebuah tradisi mengenal lebih jauh keluarga suami dengan cara mengunjungi, beberapa hari setelah dilangsungkannya akad nikah.

Mintuo yang dimaksud disini adalah orang tua dari pihak suami. Jadi menantu perempuan didampingi suaminya biasa melakukan tradisi mengunjungi orang tua dan keluarga suaminya pada waktu tertentu.

Budaya di Minang adalah matrilinear, dimana garis keturunan berdasarkan garis ibu. Setelah menikah, seorang laki-laki akan meninggalkan rumah orang tuanya dan tinggal di rumah keluarga istrinya. Namun mereka tentunya juga boleh tinggal di rumah sendiri yang terpisah dengan keluarga istrinya. Walaupun mengunjungi mertua dapat dilakukan kapan saja, tetap ada saat-saat tertentu mereka mengunjungi mertua melalui tradisi manjalang mintuo tersebut.

Tradisi Manjalang Mintuo atau mengunjungi orang tua atau keluarga  suami saat masuknya Ramadan maupun saat Hari Raya,  sebagian besar masih dipelihara oleh masyarakat Minang. Apalagi bagi pasangan yang baru menikah, maka manjalang mintuo merupakan sebuah keharusan yang rasanya tidak pantas untuk ditinggalkan. 

Bukan hanya pasangan muda, lagi-lagi berdasarkan pengamatan dan pengalaman penulis sendiri, manjalang mintuo merupakan tradisi yang masih dijaga kalangan yang sudah lama menikah dan sudah memiliki anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun